NU Care-LAZISNU Berdayakan Warga NU Pemilik Usaha Mi Ayam dan Bakso di Kudus
Senin, 3 Juni 2024 | 11:00 WIB
Usaha mi ayam dan bakso milik Zaenal Arifin. Foto ini diambil pada Ahad (2/6/2024). (Foto: dok. Zaenal Arifin)
Kudus, NU Online
NU Care-LAZISNU Kudus telah melakukan pemberdayaan usaha kepada para warga NU yang juga Petugas Penjemput INUK (PPI) pada masing-masing ranting se-Kudus. INUK adalah Infak Nahdlatul Ulama Kudus.
Salah satu penerima manfaat dari program pemberdayaan NU Care-LAZISNU Kudus ini adalah Zainal Arifin. Ia seorang petugas PPI yang memiliki usaha mi ayam dan bakso.
Ia menerima zakat produktif atau pemberdayaan ekonomi dari NU Care-LAZISNU Kudus senilai Rp1 juta. Serah terima bantuan berlangsung di Gedung MWCNU Dawe, Kudus, Jawa Tengah, pada Jumat (31/5/2024).
Ia mengatakan bahwa saat ini ia memiliki usaha bakso dan mi ayam. Sehari-hari ia berjualan di area terminal bus makam Sunan Muria, Kudus.
"Saya seminggu jualan full dari pagi sampai sore," ujarnya kepada NU Online, Senin (3/6/2024).
Ia mengatakan bahwa usaha mi ayam dan bakso itu didirikan pada 2023. Sebagian besar konsumen mi ayam dan bakso milik Zainal Arifin adalah para peziarah. Tantangannya, jika peziarah sepi maka warung pun akan ikut sepi.
"Menghadapinya dengan meningkatkan cita rasa dan pelayanan sehingga bisa menyasar warga lokal," jelas pria yang akrab disapa Ari ini.
Rencananya bantuan tersebut akan digunakan untuk mengecat ulang warung dan menambah penerangan.
"Bantuan akan digunakan untuk cat ulang dinding warung dan juga menambah penerangan agar warung semakin manarik," kata Ari.
Ia mengaku sangat senang dan merasa terbantu atas adanya program pemberdayaan ini.
"Harapannnya, dengan zakat produktif yang diberikan, usaha bisa semakin berkembang dan memberikan manfaat baik bagi keluarga dan juga masyarakat. Terutama kembali kepada lembaga demi kemaslahatan umat," ucapnya.
Sementara itu, Ketua LAZISNU Kudus Ihdi Fahmi berencana melakukan pemberdayaan usaha ini dengan menjangkau 9 wilayah MWCNU.
"Saat ini sudah menjangkau 7 MWCNU di Kudus," ujar Fahmi kepada NU Online pada Sabtu (1/6/2024).
Fahmi menambahkan, pemberdayaan ekonomi ini berupa penyerahan zakat produktif atau pemberdayaan ekonomi senilai Rp1 juta.
"Hal ini sesuai kemampuan dana LAZISNU Kudus dan disamakan dengam program pemberdayaan ekonomi kemitraan LAZISNU dengan pihak Indomaret dan MTT (Majelis Telkomsel Taqwa)," katanya.
Fahmi membeberkan syarat penerima manfaat dalam program ini, yaitu penerima manfaat merupakan PPI yang masuk kategori mustahik atau penerima zakat.
"Fundraising aktif, mustahik zakat, punya rintisan usaha dan punya niat kuat memberdayakan usaha jika dapat program," katanya.
Ia menyampaikan, bantuan pemberdayaan ini diharapkan untuk mengembangkan usaha penerima manfaat. Tidak untuk kebutuhan lainnya.
Fahmi mengungkapkan, tujuan utama program pemberdayaan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap PPI yang selama ini menjadi ujung tombak pengumpulan Koin INUK atau Koin NU.
"Tujuannya kepedulian kepada teman-teman PPI yang berada di garda terdepan dalam penghimpunan Koin INUK. Padahal mereka dalam kondisi butuh bantuan untuk meningkatkan ekonomi. Selama ini PPI sering diminta tolong menyalurkan program, padahal mereka pada kondisi yang sama dengan penerima manfaat tersebut," paparnya.
Fahmi berharap, pemberian uang pemberdayaan ini dapat melecutkan semangat penerima manfaat dalam berkhidmah.
"Harapan ke depan, dapat memacu semangat untuk berkhidmah dan bisa merubah dari mustahik menjadi munfiq (orang yang berinfak) atau muzakki," katanya.
Setelah penyerahan pemberdayaan ini, rencananya akan diadakan monitoring secara berkala.