Magetan, NU Online
Memperingati hari lahir, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Magetan, Jawa Timur menggelar berbagai kegiatan. Semuanya dalam rangka kian mengenalkan dan menumbuhkan rasa cinta kepada jam’iyah ini yang telah memasuki usia 95 tahun.
Kegiatan diawali 2 April dengan upacara harlah. Kegiatan diselenggarakan di halaman kantor PCNU Magetan. Selanjutnya 14 April mendatang akan dilangsungkan ziarah muassis NU yang disambung Liwetan Nusantara yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Tarbiyatul Ulum Sumur Songo. Sedangkan puncak harlah yakni 28 April yang diisi dengan istighotsah akbar dan NU Award.
Saat acara Senin (2/4) yakni berupa upacara harlah, kegiatan dipimpin langsung Sumarwan selaku Kepala Kesatuan Koordinasi Cabang atau Kasatkorcab Banser Magetan.
Dalam amanatnya, Sumarwan mengingat para sahabat Ansor dan Banser untuk terus menjaga keberadaan organisasi. “Jaga, pelihara, dan jaminlah kelangsungan hidup dan kejayaan organisasi khususnya, dan terutama bagi keluarga NU,” katanya.
Pada saat yang sama, para kader Ansor serta Banser juga dengan kekuatan lain untuk tetap menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari segala ancaman, hambatan, gangguan dan tantangan. “Banser harus siap setiap saat,” tegasnya.
Sedangkan KH Mansyur selaku inspektur upacara menyampaikan agar generasi muda terus menggelorakan semangat nasionalisme. “Diharapkan dalam upacara ini membangkitkan semangat kembali nasionalisme kita sebagai warga NU,” kata Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Magetan tersebut.
Hal tersebut kembali diingatkan karena Indonesia sedang banyak mendapatkan ancaman dalam bentuk faham terutama keagamaan. “Yang hal tersebut kalau dibiarkan akan terjadi perpecahan bahkan mengancam dasar-dasar negara kita, negara Republik Indonesia,” katanya.
Oleh karena itu selayaknya NU tampil tumbuh kembali rasa nasionalisme dengan melaksanakan upacara adalah momentum yang baik dalam memperingati lahirnya NU. “Karena lahirnya NU dimaksudkan membimbing umat agar dalam keberagamaan juga dibimbing ulama, masyayikh, para auliya sehingga bisa selamat dunia dan akhirat,” jelasnya.
“Disamping tempat lahir, tempat minum air, tanah kita ini juga harus dipertahankan dan junjung tinggi. Di tanah Indonesia inilah kita makan, di tanah Indonesia inilah kita akan pulang kembali pada Allah SWT,” katanya. Maka selayaknya keberadaan negara dijunjung, dipertahankan sebagai wujud amaliah dan ibadah kepada Allah SWT, lanjutnya.
Pada upacara tersebut selain dihadiri seluruh badan otonom dan lembaga yang bernaung dalam tubuh NU, juga di hadiri oleh jajaran forum koordinasi pimpinan daerah setempat. (Aris Ibnu Hakim/Ibnu Nawawi)