Nyai Bashirotul Hidayah Tambakberas Jelaskan Prinsip Dasar Islam tentang Perempuan
Selasa, 28 Maret 2023 | 12:30 WIB
Jombang, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amanah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Nyai Hj Bashirotul Hidayah menjelaskan pada dasarnya Islam sudah menempatkan perempuan pada kedudukan semestinya.
Islam lewat Nabi Muhammad memberikan hak sama pada lelaki dan perempuan untuk sama dalam bab belajar, sama ketika memberikan kebaikan, beramal shaleh, dan berlomba-lomba dalam kebaikan.
Hal ini disampaikannya saat kajian Ramadhan kitab Ar-Rosail Al-Mufidah An Nabiyur Rohmah wa As-Sittin Al-Adliyah wa Manbaus Sa'adah seperti dikutip dari akun Youtube PW Fatayat Jawa Timur, Ahad (26/3/2023).
"Islam rahmatan lil 'alamin menempatkan perempuan pada kedudukan yang semestinya. Islam menempatkan perempuan mulia di sisi Allah," jelasnya.
Menurut Nyai Bashiroh, Al-Qur'an secara tegas telah menjelaskan bagaimana sikap Allah tentang kedudukan lelaki dan perempuan yang diinginkan Islam. Pesan itu ada di surah Al-Hujurat Ayat 13:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja'alnākum syu'ụbaw wa qabā`ila lita'ārafụ, inna akramakum 'indallāhi atqākum, innallāha 'alīmun khabīr
Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Ayat ini sebagai konstitusi yang menegaskan sikap Islam di tengah pandangan mayoritas masyarakat Arab yang meremehkan perempuan. Memperlakukan tidak adil terhadap perempuan.
Sebelum Nabi Muhammad diutus, umat terdahulu menempatkan posisi perempuan tidak selayaknya manusia, memperlakukan perempuan seperti bukan makhluk Allah. Kehadiran Nabi Muhammad menghapus stigma tersebut, terlihat bagaimana Rasulullah begitu mencintai dan menghormati anak beserta istrinya.
"Dulu perempuan diibaratkan barang dagangan, sesuatu yang bisa diperjualbelikan, bisa diwariskan, dan perempuan bisa diperlakukan apa saja sesuai kemauan. Berangsur-angsur hilang ketika Rasulullah diutus," imbuhnya.
Dosen Institut Agama Islam Bani Fattah ini menambahkan, Allah menurunkan Al-Qur'an beserta Nabi Muhammad Saw, di antara misinya nabi yaitu memperbaiki akhlak. Salah satu bentuk akhlak baik yaitu menghormati perempuan, anak dan menghormati seluruh manusia.
Nabi Muhammad tidak hanya berkata dan memberi nasihat dalam bab akhlak memuliakan perempuan, tapi Rasulullah juga memberikan contoh dalam perbuatan nyata dalam berinteraksi dengan perempuan. Rasulullah juga memberikan contoh cara mendidik dan menghormati anak perempuan lewat Fatimah.
Ketika Rasulullah mau bepergian, sering kali menemui Fatimah terlebih dahulu. Begitu juga saat kembali dari bepergian. Nabi juga mengingatkan suami dari Fatimah yaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib untuk tidak menyakiti Fatimah. Melukai Fatimah seperti melukai nabi.
"Agar tidak terjadi ketimpangan dan ketidakadilan hubungan di antara semua manusia. Perlu saling menghargai antara lelaki dan perempuan, menghargai sesama perempuan, berlaku untuk semuanya," pintanya.
Terlepas dari keistimewaan yang diberikan Allah kepada perempuan, bagi Ning Bashirotul Hidayah, semua akan lebih bermanfaat jika dalam diri perempuan ada kegigihan untuk terus belajar ilmu Allah.
Salah satu yang harus dipelajari perempuan yaitu kitab-kitab yang memuat hadits-hadits nabi berisikan tentang akhlak dan cara Rasullullah mendidik serta menghargai perempuan.
Salah satu kitab tersebut adalah kitab Ar-Rosail Al-Mufidah An Nabiyur Rohmah wa As-Sittin Al-Adliyah wa Manbaus Sa'adah. Kitab ini memuat hadits-hadits shahih tentang penguatan hak (peran) perempuan muslimah dan fondasi hubungan keluarga dalam teori mubadalah (kesalingan). Kitab itu merupakan karya KH Faqihuddin bin Abdul Qodir
Dalam kitab ini ada 60 hadits shahih tentang hak-hak perempuan. Dalam kitab ini juga ada penjelasan kemuliaan dalam sikap Rasulullah menyikapi perempuan ketika bertanya tentang hukum, profesinya, berkaitan dengan jamaahnya, perempuan bekerja di luar rumah, terkait sikap perempuan kepada suaminya, interaksi perempuan dengan masyarakat, interaksi dengan anak-anaknya.
Bab awal dari kitab tersebut menjelaskan prinsip-prinsip dasar hubungan antar manusia, baik lelaki maupun perempuan. Prinsip dasar ini penting, untuk modal ketika mengkaji hadits-hadits berikutnya yang banyak menjelaskan tentang hak-hak perempuan.
"Sebagai seorang muslimah, harus mengikuti ajaran kanjeng nabi, baik berupa perbuatan, perkataan atau ketetapan dari Nabi Muhammad. Sehingga mengkaji hadits itu penting," tandasnya.
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Fathoni Ahmad