Sidoarjo, NU Online
Pengelolaan masjid zaman now tentu harus diimbangi dengan berbagai terobosan. Hal tersebut sebagai ikhtiar agar keberadaannya tidak semata tempat ibadah, juga mampu menjawab kebutuhan warga sekitar.
Karenanya, Pengurus Cabang (PC) Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur membuat terobosan baru untuk meningkatkan tata kelola dan manajemen masjid.
Hal tersebut dilakukan dengan menggelar festival masjid yang akan dilaksanakan pada awal Maret tahun 2020. Hal itu sebagaimana disampaikan Ketua PC LTMNU Sidoarjo, H Imam Mukozali pada workshop dan technical meeting festival masjid NU 2020 di aula kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Sidoarjo, Ahad (2/2).
Imam Mukozali mengatakan tujuan festival ini untuk menggugah takmir masjid agar serius dalam mengelola dan menata aministrasi serta organisasi masjid.
“Tujuannya agar terwujud takmir masjid yang profesional sehingga tumbuh ghirah, inovasi, dan kreatif dalam pengelolaan masjid,” katanya.
Selain itu juga untuk mecari figur masjid yang baik dari pengelolaan administrasi, organisasi, dan sarana prasarana, serta mewujudkan peran masjid bagi masyarakat untuk terwujudnya masjid yang rahmatan lil alamin.
Menurut Imam Mukozali ada beberapa kriteria penilaian dalam festival yang meliputi beberapa aspek.
“Pertama aspek yang akan dinilai antara lain idaroh atau kelembagaan masjid yang terdiri dari legalitas masjid, tanah, dan kepengurusan masjid, data kepengurusan masjid, dan administrasi masjid,” ungkap Imam.
Aspek kedua yang akan dinilai adalah imaroh yakni kemakmuran masjid yang terdiri dari program kerja, kegiatan masjid atau pelaksanaan program, Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), dan remaja masjid.
“Adapun aspek ketiga yang akan dinilai terkait riayah yaitu prasarana masjid,” ungkapnya.
Hal tersebut meliputi tata bangunan yang terdiri dari ruang utama, ruang depan dan samping atau teras, kantor masjid, toilet, dan tempat wudlu. Berikutnya ruang terbuka masjid seperti halaman dan lingkungan, tempat parkir, keamanan dan keindahan.
“Juga kesehatan, pemberdayaan umat serta perpustakaan,” urainya.
Aspek keempat adalah penunjang lain yang dimiliki oleh masjid seperti klinik kesehatan.
“Kami harapkan setiap Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama atau MWCNU mengirimkan dua peserta dan bagi pemenang festival masjid 2020 akan kami berikan reward dan piala,” ucapnya.
Pada workshop dan technical meeting, PC LTMNU Sidoarjo juga bersinergi dengan lembaga lain yang terkait di antaranya NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infak, Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU), Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama (LWPNU), Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) dan badan aset NU Sidoarjo.
Masing-masing ketua diberikan kesempatan untuk memaparkan program-program kerja lembaganya di depan para peserta utusan dari MWCNU yang hadir.
“Sinergi antar lembaga ini kita adakan untuk menjalin keharmonisan dan untuk mendukung kegiatan festival ini,” katanya.
Selain itu lembaga yang diundang juga ada keterkaitan dengan masjid, seperti LKNU terkait dengan kesehatan jamaah masjid apakah diperlukan pelayanan pengobatan gratis.
"Juga LAZISNU terkait dengan gerakan infak dan shadaqah masjid, keabsahan sertifikat masjid nadhirnya dari badan aset NU atau LWPNU, serta LPBINU terkait dengan siaga bencana," pungkas dia.
Kontributor: Yuli Riyanto
Editor: Ibnu Nawawi