PCNU Semarang Minta Kader PKPNU Lebih Giat Jaga Ajaran Aswaja
Selasa, 6 Oktober 2020 | 04:30 WIB
Semarang, NU Online
Sistem bernegara di Indonesia sudah disepakati ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang turut membidani bangsa ini. Sehingga Indonesia lahir sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan Pancasila, dan Undang-undang Dasar 1945, dan menjunjung Bhineka Tunggal Ika sebagai penegasan persatuan Indonesia.
"Saya minta setelah mengikuti PKPNU harus lebih semangat, lebih giat, harus bisa lebih menjaga akidah dan menjaga tatanan masyarakat yang demokratis," kata Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, KH Anashom, Jumat (2/10).
Kiai Anashom mengatakan tersebut saat membuka kegiatan Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) Kota Semarang angkatan 27 di Pesantren Manbaul Qur'an Podorejo, Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Menurut Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo tersebut, warga NU perlu memaknai secara substansi Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Semarang sebagai sebuah sistem demokrasi yang dipilih Indonesia.
"Siapapun pemimpinnya itu adalah hasil pilihan rakyat. Karena itu kita harus sukseskan Pilkada, kalau di Semarang ya Pilwalkot," jelasnya.
Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqah mengingatkan NU sebagai sebuah organisasi yang taat terhadap aturan negara.
"NU di zaman orde baru mungkin Pak Camat sudah paham sejarahnya. NU tetap menjaga masyarakat kondusif meski ditekan sedemikian rupa," kata Kiai Ubaid kepada Camat yang duduk di barisan depan, bersebelahan dengan Kapolsek Ngaliyan.
Untuk itu, Pengasuh Pesantren Al-Itqon Bugen Tlogosari Wetan Kota Semarang ini mengungkapkan peran NU di masa pandemi Covid-19. "Mungkin NU tidak banyak menyuarakan protokol kesehatan. Karena memang sudah banyak yang melakukan itu. NU mengambil peran pembinaan rohani dan mental masyarakat untuk siap menghadapi cobaan dari Allah," jelasnya.
Sementara, Ketua Panitia PKPNU Ustadz Sa'dullah Shadiq Kepada NU Online, Senin (5/10) mengatakan, jumlah peserta hampir mencapai 80 orang. Dirinya bersyukur atas suksesnya kegiatan tersebut.
"Semua peserta wajib mematuhi protokol kesehatan Covid-19, dan wajib mengikuti semua sesi. Ada pengawalan dari Banser dan Bhabinkamtibmas. Alhamdulillah semua berjalan lancar," katanya.
Kiai Ahmad Nashori (72), salah satu peserta PKPNU yang dikirim oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Semarang Barat menyebut, kaderisasi tersebut sangat dibutuhkan dalam menjaga warga NU dari paham yang mengganggu demokrasi di Indonesia.
"PKPNU penting untuk mempertahankan negara dan perjuangan gerakan NU dari paham yang melawan akidah aswaja," ucapnya
.Kiai Nashori merupakan salah satu sesepuh Banser Kota Semarang. Semasa ia menjabat sebagai Kepala Satuan Koordinasi Rayon (Kasatkoryon) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) berhasil mengadakan Diklatsar Banser dengan peserta 500 orang yang digelar di area Pekan Raya Promosi Pembangunan (PRPP) Semarang Barat.
"Saya jadi ingat pada tahun 2004 saya mengadakan Diklatsar Banser di PRPP, halangannya banyak, tapi sukses," tuturnya.
Selain itu, menurutnya materi dalam PKPNU menyegarkan ingatannya terhadap perjuangannya bersama NU di masa muda. "Kita jadi ingat perjuangan para sesepuh dulu dalam mempertahankan Kemerdekaan ala Nahdiyin," pungkasnya.
Kontributor: Ahmd Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz