Banten, NU Online
Tugas dan peran seorang pelatih tidak hanya untuk meraih prestasi.Tetapi pelatih juga harus mampu menanamkan nilai luhur yang terkandung dalam pelatihan. Yang berarti bukan hanya menanamkan tentang teori, namun juga mengimplementasikan dan bisa menjadi contoh atau suri teladan. Karena secara tidak langsung kader akan menjadi model bagi masyarakat.
Hal ini disampaikan instruktur nasional Barisan Ansor Serbaguna (Banser) H Imam Kusnin Ahmad saat menjadi pemateri Diklatsus Pelatih Satuan Koordinasi Wilayah atau Satkorwil Banser di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten, Ahad (29/9).
“Oleh sebab itu, calon pelatih harus memiliki bekal yang cukup karena menyiapkan beberapa tugas agar kadernya bisa lebih maksimal,” kata mantan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ansor Kabupaten Blitar, Jawa Timur tersebut.
Menurutnya, setidaknya ada tujuh tugas umum pelatih.
“Petama harus mengadakan training atau pelatihan untuk mempersiapkan pasukan Banser yang andal dan profesional di bidangnya," ujar Kang Kusnin, sapaan akrabnya.
Yang kedua, lanjutnya, harus bisa mengkoorganisasi kader agar bisa solid dan memiliki jiwa Korsa atau semangat kebersamaan yang tinggi dalam organisasi. Juga bisa intensif melakukan komunikasi baik di internal dan eksternal kader, lanjutnya.
Ketua Pengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Blitar ini mengemukakan bahwa persyaratan tersebut tidaklah cukup.
“Pelatih atau instruktur juga harus mampu memantau dan mengawasi kader serta bisa merekrut anggota untuk sebuah tim yang solid, baik saat sesi latihan maupun tugas di lapangan. Dengan demikian, pelatih harus komunikasi dan koordinasi dengan kader setiap saat,” jelasnya.
Pada pelatihan Banser ada dua opsi yang harus dipilih. Pertama, pendidikan. Pendidikan dilakukan di dalam ruangan dan opsi pelatihan dilakukan di luar kelas atau di lapangan.
"Di Banser ada lima materi pokok yang harus diikuti peserta.Materi Aswaja, ke-NUan, ke-Ansoran, ke-Banseran dan materi wawasan serta bela negara,” tegasnya.
Dalam pandangannya, semua sifatnya doktrin dan harus dilakukan di dalam kelas.
Sedang pelatihan sebaiknya di luar ruangan.
“Karena harus melakukan latihan upacara umum, latihan baris berbaris, out bond dan caraka mala," ungkap Kusnin.
Selain itu masih ada beberapa tugas utama seorang pelatih dan juga sikap perilaku seorang pelatih di dalam masyarakat.
"Pelatih wajib memenuhi syarat menjadi seorang pelatih yang baik. Karena perilakunya haruslah baik lantaran akan menjadi figur di masyarakat. Untuk itu sekali lagi, pelatih harus bisa menjadi contoh bagi kadernya. Dan sudah seharusnya menjadi contoh yang baik dalam masyarakat,” urai dia.
Yang juga melekat pada sosok pelatih adalah memiliki jiwa kepemimpinan.
“Pelatih harus mempunyai jiwa kepemimpinan dan bisa memotivasi kader," tandas pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia Jawa Timur tersebut.
Kontributor: Ika
Editor: Ibnu Nawawi