Jombang, NU Online
Saat ini, Baitul Mal wat Tamwil Nahdlatul Ulama (BMTNU) Kabupaten Jombang, Jawa Timur telah memiliki 21 cabang yang tersebar di seluruh kecamatan di Jombang. Hal ini merupakan komitmen BMTNU Jombang untuk terus berikhtiar menjadi koperasi keuangan syariah yang bisa memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat, terutama kepada warga NU.
Ketua BMTNU Jombang, H Khoirul Anam menegaskan, kemajuan yang dialami lembaga keuangan NU ini tidak membuat para pengelola BMTNU berpuas diri. Pasalnya, selain terus mengalami perkembangan, tentu saja juga terdapat tantangan-tantangan tersendiri bagi pengelolanya. Pendirian cabang BMTNU di Jombang ini juga menurutnya, bukan menjadi target satu-satunya.
Sejumlah cabang BMTNU yang saat ini sudah bisa beroperasi di kantor Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) tersebut menurutnya baru mengawali satu tahap atau langkah menuju kemajuan dalam aspek perekonomian. Pasalnya, pertumbuhan cabang-cabang BMTNU itu tentu memerlukan sumber daya manusia (SDM) pengelola yang memadai.
"Nah, upgrading atau upaya untuk meningkatkan kemampuan pengelola inilah yang saat ini kita genjot, agar semua kerja-kerja BMTNU berjalan dengan lebih maksimal," ujarnya kepada NU Online, Kamis (8/4).
Pria yang akrab disapa Anam ini mengungkapkan, dirinya tak meragukan loyalitas dan kegigihan masing-masing pengelola BMTNU. Karena mereka sudah teruji pada tahap rekrutmen. Ditambah lagi semua pengelola adalah warga NU yang aktif di lintas organisasi atau kelembagaan NU.
Kendati demikian, berbekal loyalitas dan kegigihan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab lembaga menurutnya masih belum cukup. Mengingat, tidak semua pengelola memiliki latar belakang pengetahuan yang linier dengan urusan koperasi keuangan.
"Loyal dan gigih itu sangat penting. Tetapi harus diimbangi dengan kompetensi yang memadai. Dan saya masih optimis semua pengelola bisa melampaui itu semua," ucapnya.
Dengan begitu, lanjutnya, cita-cita besar BMTNU menjadi koperasi yang maju dan bisa membiayai semua program NU, mulai tingkat cabang sampai level ranting bisa terwujud. Sehingga berbagai program NU yang disusun untuk kemaslahatan masyarakat, tak ada alasan untuk tidak direalisasikan karena faktor biaya.
"Target besarnya, ya kita harus bisa membiayai operasional program-program PCNU, MWCNU bahkan sampai ke ranting. Itu grand design kami. Bukan laba atau profit yang kita kejar, tetapi bagaimana kegiatan-kegiatan yang ada di NU itu bisa ter-cover tanpa harus cari urunan," ungkapnya.
Perlahan tapi pasti, kata dia, cita-cita tersebut akan terwujud, meski dalam masa yang tidak cepat. Tetapi melihat perkembangan aset yang dikelola BMTNU secara keseluruhan ia sangat optimis kemandirian ekonomi secara kelembagaan bukan hanya angan-angan semata.
"Pengembangan aset tentunya adalah salah satu langkah yang harus kita genjot setelah SDM pengelola sudah kuat. Sehingga targetkan akhir tahun 2021 sebesar 100 miliar sangat memungkinkan," tuturnya.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Muhammad Faizin