Daerah

Pengasuh Pesantren Cipulus Ungkap Tiga Kontribusi Santri bagi Indonesia

Ahad, 24 Oktober 2021 | 02:15 WIB

Pengasuh Pesantren Cipulus Ungkap Tiga Kontribusi Santri bagi Indonesia

Suasana upacara Hari Santri 2021 di halaman Pesantren Cipulus. (Foto: Dok. Pesantren Cipulus)

Jakarta, NU Online
Pengasuh Pesantren Al-Hikamussslafiyah, Cipulus, Purwakarta, H Hadi M Musa Said mengingatkan kontribusi santri pada bangsa dan negara Indonesia. Setidaknya Ada tiga alasan yang menunjukkan kontribusi santri kepada Indonesia. Pertama, santri memiliki jasa besar dalam merebut dan mengisi kemerdekaan.  


“Para santrilah yang bahu-membahu dalam mendorong dan ikut mempertahankan kemerdekaan, misalnya melalui Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama yang diserukan oleh Hadratus Syekh Hasyim Asya'ri,” katanya kepada NU Online, Ahad (24/10/2021).


Munculnya Resolusi Jihad yang kemudian melahirkan pertempuran 10 November 1945, lanjut dia, merupakan kontribusi nyata santri. Pemberian gelar waliyyul amri ad-dlaruri bi al-syaukah kepada Presiden Soekarno pada 1954 juga sebagai kontribusi santri.


Alasan kedua, santri memiliki kontribusi besar dalam membimbing praktik keagamaan di masyarakat. Banyak santri yang menjadi pemimpin komunitas terkecil di masyarakat. Mulai dari imam mushala dan masjid hingga pimpinan majelis taklim. Karenanya, ia mengklaim bahwa menjadi santri merupakan suatu keistimewaan.


“Santri itu manusia istimewa yang dipilih langsung oleh Allah swt. Karena memiliki banyak kelebihan dan potensi yang bila digali dengan baik  secara maksimal akan sangat luar biasa,” bebernya.


“Santri bisa menjadi ulama sekaligus umara secara bersamaan. Dari situ kita berharap santri mampu membuat tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang jauh lebih baik,” sambung salah seorang Ketua PP GP Ansor itu.


Ketiga, tambah H Hadi, santri juga memiliki kontribusi besar terhadap pengarusutamaan wacana keagamaan moderat. Tampilnya santri dalam perebutan wacana keagamaan yang mengarah pada puritanisme agama yang membahayakan landasan negara, yaitu Pancasila, adalah bukti konkrit peran santri.


“Santri adalah orang-orang hebat yang ditakdirkan menjadi perekat, perawat, pejuang, dan penjaga juga sebagai benteng-benteng (ketahanan) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” imbuhnya.


Ketua PC GP Ansor Kabupaten Purwakarta, HM Mahmud, mengatakan bahwa peran santri dalam membentuk, memperjuangkan, serta mempertahankan NKRI sangat besar. Di antaranya adalah keterlibatan santri dalam sidang perumusan Pancasila dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).


“Sudah benar jika para santri ditugaskan menjaga NKRI dan merawat Indonesia. Sebab, nilai-nilai Pancasila harus dijaga bersama sebagai warisan dan hasil diskusi panjang yang melibatkan para santri dan ulama di dalamnya,” kata H Acep Mahmud, sapaan akrabnya.


Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori