Peran Kiai dan Santri Tak Terbantahkan dalam Perjuangan Kemerdekaan
Rabu, 26 Oktober 2016 | 12:01 WIB
Jember, NU Online
Peringatan hari santri yang marak di mana-mana harus dijadikan momentum untuk melakukan kilas balik sekaligus meneladani spirit perjuangan para ulama. Sebab, tidak ada celah sedikitpun untuk membantah bahwa saham mereka begitu besar terhadap berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Demikian diungkapkan Wakil Gebernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf saat menyampaikan tausyiah dalam acara Jember Berdzikir dan Bershalawat untuk memperingati hari santri di alun-alun Kabupaten Jember, Selasa (25/10) malam.
Menurut Gus Ipul –sapaan akrabnya— hal terpenting dari peringatan hari santri adalah semangat untuk meneladani perjuangan para ulama, khususnya dalam membela tanah air. Ulama terdahulu telah menorehkan tinta emas dalam lembaran sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Hal tersebut, katanya, perlu diteladani oleh generasi muda agar rasa cintanya kepada tanah air tak pernah luntur.
“Jadi hari santri, selain diisi dengan dzikir dan shalawat serta dapat membangun kebersamaan, juga yang penting adalah meneladani semangat para ulama dalam membela tanah air,” ujarnya.
Ia menambahkan, para ulama menyadari betul betapa pentingnya membela tanah air. Sebab, tanah air itu merupakan kunci sehingga posisinya teramat urgen. Kegiatan apapun, termasuk dalam soal ibadah, tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak punya tanah air. Gus Ipul lalu menyebut beberapa negara Timur Tengah yang terus bergolak, yang mengakibatkan penderitaan berkepanjangan bagi penduduknya.
“Itulah sebabnya kenapa dulu para ulama begitu gigih mencitai dan membela tanah air. Hubbul wathan minal iman itu menjadi perekat,” ucapnya.
Sementara itu, Bupati Jember, Hj. Faida dalam sambutan singkatnya menyampaikan selamat hari santri. Menurutnya, peran santri kedepan sangat dibutuhkan agar roda pemerintahan berjalan sejuk dan seimbang.
Inilah peringatan hari santri pertama kalinya digelar di alun-alun dengan dihadiri pejabat teras Pemkab Jember dan pengurus teras NU Jember. Mereka menempati panggung utama di sisi selatan alun-alun. Sementara alun-alun sendiri disesaki oleh warga NU yang rata-rata berpakaian putih.
Yang menarik, dalam acara tersebut, Ketua PCNU Jember, KH. Abdullah Syamsul Arifin bertindak selaku MC yang dilanjutkan dengan memimpin bacaan shalawat hingga acara usai menjelang pukul 23.00 WIB. (Aryudi A. Razaq/Fathoni)