Jombang, NU Online
Agus Musthofa adalah salah satu tim bagian pemasaran atau marketing di Baitul Mal wat Tamwil Nahdlatul Ulama (BMTNU) Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Ia berkhidmah hampir tujuh tahun, tepat pada bulan 10 mendatang, terhitung sudah tujuh tahun lamanya ia menjadi bagian dari keluarga BMTNU.
"Alhamdulillah bulan 10 nanti di tahun ini sudah tujuh tahun saya di BMTNU," katanya kepada NU Online di kantor BMTNU, Jl. Gatot Subroto No. 04, Jelakombo, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Senin (15/6).
Baginya, berkhidmah di BMTNU adalah panggilan hati, bukan semata karena sebuah pekerjaan meski setiap bulan bisa dipastikan dirinya mendapat honor dari BMTNU. Faktanya, kendati demikian menurutnya tidak sedikit orang yang 'hengkang' menjadi pegawai BMTNU, bahkan juga dari pengurus lembaga-lembaga serta badan otonom (Banom) NU.
"Yang kita cari adalah keberkahan hidup. NU didirikan oleh para ulama yang tentu memiliki keberkahan tersendiri, karena para pendiri sudah pasti dekat dengan Allah SWT," jelasnya.
Sejak awal dirinya sudah mantap berkhidmah di BMTNU. Pun demikian niatnya juga sudah ditata. Untuk itu, apa pun yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya sudah seharusnya dikerjakan dengan sebaik mungkin.
Mencari nasabah adalah tugas utamanya. Ia harus berkeliling kepada warga tidak sekadar menyosialisasikan keberadaan BMTNU, tetapi yang lebih penting yaitu meyakinkan mereka bahwa BMTNU adalah koperasi milik NU yang dikelola secara profesional dan punya banyak nilai lebih jika dibandingkan dengan koperasi pada umumnya.
Tak ayal, masyarakat di Kota Santri ini dengan perlahan mulai mengenal dengan keberadaan BMTNU. Perlahan tapi pasti mereka juga mulai melirik BMTNU dengan menjadi nasabah. Sebagian dari mereka sekadar untuk menabung dan sebagian lainnya meminjam dana untuk keperluan usaha dan kebutuhan lainnya.
"Kalau dihitung sekarang, secara keseluruhan nasabahnya termasuk anggotanya sudah seribu lebih," ucap pria asal Kecamatan Jogoroto, Jombang ini.
Ia terbilang gigih dalam menjalankan amanah yang dipikul. Dari sekian banyak staf marketing BMTNU, hanya dia yang mampu bertahan hingga kini. Seketika BMTNU membuka lowongan pekerjaan (marketing) kepada khalayak, dapat dipastikan ada saja yang melamarnya. Namun, seleksi alam tidak bisa dipungkiri, sehingga mereka tidak ada yang bertahan lama.
"Sejak tiga bulan lalu ada teman baru di bagian marketing. Semoga bisa beradaptasi dengan lingkungan NU," tuturnya.
BMTNU sendiri berdiri sejak bulan Mei tahun 2013 silam. Agus sapaan akrabnya, empat bulan setalah resmi BMTNU diluncurkan sudah menjadi bagian dari BMTNU. Tentu juga sudah melewati dinamika-dinamika yang terjadi di internal BMTNU, lebih-lebih di lapangan, tempat di mana ia bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Agus sekarang sudah sangat 'lincah' menghadapi sejumlah nasabahnya. Pun begitu saat harus mencari nasabah baru. Bahkan menurut pengakuannya dalam jangka waktu satu bulan ada saja nasabah baru. Kalau ditotal secara keseluruhan, 200 hingga 600 juta berhasil dicairkan oleh BMTNU dari nasabah baru.
"Target minimal saya setiap bulan 150 hingga 200 juta rupiah. Alhamdulillah selalu terpenuhi. Pernah sampai 600 juta rupiah," ungkapnya.
Keberadaan BMTNU terus mendapat kepercayaan masyarakat. Tidak hanya terpusat pada masyarakat yang ada di lingkungan Jombang Kota sebagai pusat di mana BMTNU berdiri, tetapi juga warga yang ada di berbagai kecamatan. Untuk itu, BMTNU harus ekspansi dengan membuka cabang BMTNU di sejumlah kecamatan di Jombang agar bisa menjawab kebutuhan masyarakat sesuai domisilinya.
Pendirian cabang BMTNU pun terealisasi dengan bertahap. Hingga saat ini terdapat 13 cabang yang sudah berdiri dan beroperasi satu ruang dengan kantor-kantor Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) di Jombang. Dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) sebagai institusi yang memayungi keberadaan BMTNU menarget semua kecamatan dengan jumlah 21 harus berdiri.
"Insyaallah target itu bukan sesuatu yang mustahil, karena sekarang beberapa cabang sudah persiapan berdiri," ujarnya.
Sementara aset yang dimiliki BMTNU secara kesuluruhan, dari pusat hingga cabang-cabangnya kurang lebih 35 miliar rupiah. Aset itu diketahui terus bergerak meningkat karena antusias masyarakat menjadi nasabah BMTNU.
Baim, pria yang juga tim marketing mengaku sangat beruntung menjadi bagian dari BMTNU. "Alhamdulillah niat khidmah membesarkan BMTNU agar bisa melayani masyarakat dengan baik," tuturnya.
Ia mengaku, dirinya pernah bekerja di koperasi simpan pinjam tak ubahnya BMTNU. Artinya, ia cukup punya bekal di dunia koperasi. "Pernah beberapa bulan sebelumnya di koperasi juga. Paling tidak ada bekal. Saya masih terus beradaptasi di BMTNU dengan nasabah-nasabah," akunya.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Ibnu Nawawi