Pesantren Al Aziz Lasem Libatkan Santri dalam Diklat Terpadu Dasar GP Ansor
Sabtu, 4 Januari 2020 | 08:45 WIB
Para santri turut mengikuti Diklat Terpadu Dasar GP Ansor Kaliori, Rembang, Jawa Tengah. (Foto: Dok. PAC GP Ansor)
Santri identik dengan pesantren dan kitab kuning. Mengikuti berbagai kegiatan di luar pesantren tentu menjadi hal baru bagi mereka. Melalui sejumlah acara yang diadakan banom-banom NU, para santri belajar aktualisasi diri. Seperti beberapa hari lalu dalam Diklat Terpadu Dasar (DTD) yang diselenggarakan PAC GP Ansor Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Menurut Pengasuh Pesantren Al Aziz Lasem KH Ahmad Muhammad Shiddiq Hasan, melibatkan santri dalam setiap acara di luar pondok, seperti kegiatan-kegiatan NU menjadi keharusan tersendiri. Melibatkan santri dalam pengkaderan NU dapat menumbuhkan rasa cinta yang mantap serta militansi yang tinggi kepada organisasi yang didirikan para ulama ini.
“Saya ingin santri-santri memahami cara berorganisasi ala NU yang benar dan rasa memiliki terhadap NU yang kuat dan mantap, sehingga mereka akan selalu menjaga keutuhan organisasi ini,” jelas Kiai Shiddiq Hasan kepada NU Online, Kamis pekan lalu.
Wakil Rais Syuriyah PCNU Lasem ini mengungkapkan, beberapa santri yang berusia cukup untuk mengikuti DTD dikirim untuk dapat ikut serta dalam kegiatan tersebut sebagai pembekalan kepada mereka.
Kiai Shiddiq menambahkan, dirinya tidak hanya melibatkan para santri pada kegiatan DTD di Kaliori Rembang saja. Sebelumnya, ia juga mengutus beberapa santri untuk mengikuti Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) bagi santri yang sudah tidak sekolah, serta Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) untuk santri usia sekolah.
“Santri-santri ingin saya sadarkan betapa pentingnya mengikuti kegiatan-kegiatan NU. Mengajak para santri untuk ikut merawat NU adalah salah satu prinsip saya. Sehingga tidak hanya saya yang merawat NU sebagai pengurus NU di Lasem, tapi juga para santri,” imbuh Kiai Shiddiq.
Cicit KH Ma’shoem Ahmad Lasem ini menjelaskan, tujuan melibatkan para santri dalam pengkaderan NU tidak lain merupakan wujud komitmen keberadaannya sebagai punggawa di PCNU Lasem. Selain itu, tujuannya karena PP Al-Aziz Lasem merupakan salah satu pesantren yang didirikan Mbah Ma’shoem.
Kiai Shiddiq menambahkan, KH Ma’shoem Ahmad merupakan salah satu ulama yang memperjuangkan Islam di daerah pecinan Lasem dan membesarkan NU di sana. “Keberadaan beliau saat itu sangat disegani banyak orang. Oleh karena itu, hingga saat ini para dzurriyahnya banyak yang turut membumikan NU di masyarakat. Mengingat pesan Mbah Ma’shoem kepada keturunannya untuk terus menghidupkan NU,” ungkapnya.
Secara terpisah, Kepala Biro Informasi dan Komunikasi PAC GP Ansor Kecamatan Kaliori Ahmad Rosichul Fadli Diklat mengatakan, diklat yang diikuti beberapa santri Pesantren Al Aziz Lasem ini penting sekali. Ia bisa menjadi batu loncatan bagi para santri untuk bisa mengikuti berbagai kegiatan NU lainnya.
“Kegiatan yang dijadwalkan selama tiga hari di kantor GP Ansor ini untuk menyiapkan kader yang kuat dan tangguh. Juga, untuk memperkokoh GP Ansor sebagai garda terdepan pembela NKRI dan NU dengan semboyannya Tetap Satu Komando,” terangnya.
Rosichul Fadli berharap, kegiatan tersebut mampu melahirkan kader-kader militant yang setia mengawal ulama dalam membela NKRI. “Terpenting, dari diklat ini lahir kader-kader Ansor yang setia mengawal para kiai dalam menjaga keutuhan negara ini,” pungkasnya.
Editor: Musthofa Asrori