Yogyakarta, NU Online
Bekerja sama dengan Surat Kabar Harian Jogja, Pondok Pesantren Sunan Kalijaga mengadakan Halaqah Demokrasi dengan tema Mencari Jalan Kokohnya Kebhinekaan dan Demokrasi pada Rabu siang (23/11) di Kantor Harian Jogja. Acara tersebut menghadirkan tiga narasumber, yakni Hifdzil Alim (PW LPBH NU DIY), Arif Jamali, (PW Muhammadiyah) dan Arie Sujito (Sosiolog UGM) serta dimoderatori oleh Pemred Majalah Bangkit PWNU DIY, Muhammadun.
Dalam sambutannya, Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Kalijaga, Gus Beny Susanto mengungkapkan bahwa akhir-akhir ini kebhinekaan di Indonesia yang sudah harmonis dalam waktu lama seolah kandas di tengah jalan.
“Kasus Ahok, tentu bukan hanya permasalahan penistaan agama saja. Itu persoalan hukum di satu sisi dan juga persoalan politik di sisi lain. Karena kita tahu bahwa Ahok saat ini sedang mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI,” ujar Gus Beny yang juga Ketua LPPNU DIY.
Meskipun demikian, lanjut Gus Beny, hal itu memberikan efek yang sama yakni persatuan dan kesatuan yang semakin rapuh. Gus Beny juga memperlihatkan bahwa akan selalu ada aksi berbalas reaksi.
“Ada aksi 411 kemudian ada aksi parade kebhinekaan. Ini kan aksi berbalas reaksi yang memperlihatkan pertikaian sebenarnya. Oleh karenanya, Pondok Pesantren Sunan Kalijaga menggelar halaqoh ini untuk mencari formulasi yang tepat menjaga kebhinekaan dan demokrasi di negeri ini,” tambah Gus Beny.
Gus Beny juga mengecam keras para elite politik yang menggunakan berbagai cara untuk kepentingan pribadinya.
“Janganlah menggunakan isu-isu sensitif untuk kepentingan politik pribadi yang hanya sesaat. Itu berbahaya karena mengancam kebhinekaan dan demokrasi di Indonesia,” tandas Beny.
Acara yang dimulai pukul 13.00 WIB tersebut dihadiri oleh puluhan peserta yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat termasuk para pastur dan pendeta yang ada di DIY. (Nur Rokhim/Mukafi Niam)