Poster Corona Santri Nuris Jember Sabet Juara Dua Nasional
Kamis, 19 November 2020 | 04:30 WIB
Inilah desain poster karya Nashru Dhiya Al-Haramain, menyabet juara dua dalam ajang National Poster Competition. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)
Jember, NU Online
Siswa-siswi Madrasah Aliyah (MA) Unggulan Nuris, Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember Jawa Timur, tidak hanya hebat di bidang agama. Namun mereka juga mampu menjuarai sejumlah ajang perlombaan dan unggul di berbagai bidang seperti desain poster.
Paling tidak, inilah yang ditunjukkan oleh Nashru Dhiya Al-Haramain, siswa kelas XI MA Unggulan Nuris yang menyabet juara dua dalam ajang National Poster Competition. Kompetisi yang dihelat oleh Universitas Islam Negeri Wali Songo Semarang itu diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai latar belakang pesantren di Indonesia.
Ajang tersebut digelar secara virtual akhir Oktober 2020 yang dimulai dari proses pembuatan dan pengiriman karya hingga pengumuman. Ada tiga tema pilihan yang diusung panitia penyelenggara yakni Konsep Lingkungan Asri ala Pesantren, Pesantren Santun ala Radikal, dan Pesantren Sigap Corona.
“Saya memilih tema yang nomor tiga (Pesantren Sigap Corona),” ujar Nahsru kepada NU Online di kompleks Pondok Pesantren Nuris, Antirogo, Kecamatan Sumbersati, Kabupaten Jember Jawa Timur, Rabu (18/11).
Desain poster yang dibuat Nashru berjudul Santri Bergerak Tanggap Corona. Dalam poster itu digambarkan, dua tangan menyangga bola dunia yang isinya adalah seorang manusia (santri) dan ‘makhluk’ virus Corona. Santri yang memakai masker itu berhasil membelakangi virus Corona.
Di tengah (antara) santri dan makhluk itu terdapat seseorang yang menggunakan alat pelindung kesehatan (APK) lengkap menatap ke depan sambil merangkul bola dunia. Sedangkan di sisi kanan dan kiri bola dunia terdapat simbol cuci tangan dan jaga jarak, sementara di bagian bawah bola dunia terdapat simbol masker.
“Artinya, masker adalah faktor yang sangat penting untuk menghindari Corona,” tambah Nashru.
Menurutnya, virus Corona yang sampai saat masih terus menjadi-jadi, perlu partisipasi seluruh masyarakat untuk menghambatnya. Sebab, Corona sudah menjadi wabah nasional, bahkan dunia. Artinya, jika pembasmian Corona hanya dilakukan oleh orang-perorang, sementara yang lain abai, maka penularan masih bisa terjadi.
“Di situlah pentingnya semua menggunakan protokol kesehatan. Jika hanya sebagian orang yang mematuhi protokol kesehatan, sedangkan yang lain tidak, penularan belum bisa dicegah,’ urainya.
Ia menambahkan, pesantren dengan santri dan pengasuhnya mempunyai peran penting untuk menghalau virus Corona. Pesantren secara umum telah membuktikan kemampuannya mencegah penularan Corona, padahal santrinya datang dari berbagai daerah. Tidak hanya itu, pengasuh pesantren dan para ustadznya juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya mematuhi protokol kesehatan.
“Pesantren, khususnya Nuris terus bergerak untuk mengusir virus Corona,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin