Idealnya, Santri Paham Bidang Agama sekaligus Punya Keterampilan Memadai
Ahad, 15 November 2020 | 16:55 WIB
A’wan PCNU Jember Jawa Timur, HM Misbahus Salam saat menyampaikan tausiyah. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jember, NU Online
A’wan PCNU Jember Jawa Timur, HM Misbahus Salam menegaskan pentingnya pesantren untuk menjadi basis ketahanan pangan. Sebab pesantren, mempunyai modal untuk menjalankan pertanian dan usaha pertanian, bahkan usaha ekonomi. Modal yang dimaksud adalah SDM (sumber daya manusia) para santri yang serba bisa.
“Coba kita lihat santri, apa yang tidak bisa. Semua pekerjaan bisa dilakoni. Berdagang, bertani, makelar, apapun bisa. Jadi itu modal penting,” ujarnya saat memberikan tausiyah dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah, Dusun Sumbercanting, Desa Tugusari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, Sabtu (14/11).
Mantan anggota DPRD Jember itu mengaku bersyukur bahwa saat ini tidak sedikit pondok pesantren yang membuka pendidikan jurusan vokasi sehingga alumni pesantren mempunyai bekal keterampilan bidang-bidang teknis. Semakin banyak santri yang punya basis pendidikan vokasi, semakin baik.
“Jadinya mereka tidak hanya unggul di bidang agama, tapi juga unggul di bidang vokasi. Jadi idealnya, santri paham bidang agama sekaligus punya keterampilan memadai,” urainya.
Ia menambahkan, santri terbukti mampu menjadi sosok yang mandiri secara ekonomi. Biasanya santri cepat bisa beradaptasi dengan dengan lingkungan kerja. Apapun bisa santri kerjakan, demi kemandirian ekonominya sehingga mereka tidak menggantungkan hidupnya kepada orang lain.
“Jadi jiwa usahanya santri itu kuat, dan memang harus seperti itu,” jelasnya.
Di bagian lain, H Misbah, sapaan akrabnya, juga menyinggung kegigihan Nabi Muhammad dalam mencari penghidupan. Beliau, katanya, meskipun orang terpilih namun tetap berusaha mencari nafkah seperti manusia pada umumnya. Misalnya saat umur 8 tahun beliau menggembala kambing untuk mendapatkan imbalan. Selain itu, Nabi Muhammad juga berdagang, bahkan sampai ke Syiria, Jordan, dan Lebanon.
“Dan Nabi Muhammad adalah pebisnis yang sukses,” ucapnya.
Ia mengungkapkan kunci sukses nabi Muhammad dalam berbisnis. Pertama, shiddiq, yaitu benar. Beliau tidak pernah menyembunyikan barang dagangan yang cacat. Kedua, amanah, yaitu terpercaya baik dari pemilik barang maupun pelanggan. Katanya, ini modal yang cukup penting dalam berbisnis.
“Sering saya bilang, kalau kita sudah amanah, rejeki datang sendiri. Jadi kunci utama berdagang itu memang amanah. Kepercayaan itu mahal harganya. Sebab sekali tidak dipercaya orang, habis sudah,” urainya.
Ketiga adalah fathanah, yaitu cerdas. Pandai menghasilkan dan melihat peluang keuntungan tanpa menipu.
Keempat, tabligh, yakni menyampaikan. Memiliki kemampuan negosiasi, membangun komunikasi dan mempunyai reputasi yang baik.
“Keempat sifat itu adalah kata kunci sukses Nabi Muhammad dalam berbisnis,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua