Daerah

Rais Syuriyah PWNU Jabar: Internet Harus Jadi Sumber Kemakmuran Santri

Senin, 28 Mei 2018 | 14:00 WIB

Garut, NU Onlinne 
Hari masih Ahad (27/5) pagi ketika rombongan NU Online dan Rumah Kebangsaan tiba di Kampung Cibojong, Cisurupan, Kabupaten Garut. Tujuan mereka ke Pondok Pesantren Nurulhuda untuk Safari Ramadhan yang diselenggarakan oleh Rumah Kebangsaan dan NU Online. 

Sebelum acara dimulai, rombongan secara khusus diterima oleh KH Nuh Addawami atau lebih dikenal sebagai Ceng Nuh, yang merupakan pengasuh dari Pesantren Nurulhuda.

Rombongan yang terdiri dari Erika, Oline (Rumah Kebangsaan), Abdullah Alawi (NU Online) dan Shafiq Pontoh (Pegiat Media Sosial) mendapatkan respon yang sangat positif dari Ajengan Nuh yang juga merupakan Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat tersebut. 

Setelah menjelaskan acara yang akan digelar, Ceng Nuh memberikan catatan terhadap pentingnya dunia digital bagi para santri.

“Para santri seharusnya tidak jadi korban internet, tetapi sebaliknya, internet harus memberikan manfaat bagi para santri, internet harus bisa mendatangkan kemakmuran dan kesejahteraan untuk para santri,” KH Nuh memulai wejangannya. 

“Sekarang zaman sudah berubah, dakwah bisa dilakukan melalui internet. Namun, banyak yang tersesat ketika mencari ilmu agama di internet.”

Ajengan Nuh selanjutnya menyoroti fundamentalisme dan radikalisme bermotif agama yang tumbuh di kalangan muda. Ia merujuk ada proses pengajaran agama yang tidak tuntas dikarenakan kalangan muda sudah sangat tergantung pada internet dalam mencari informasi, termasuk ilmu agama. 

“Ada pergeseran besar, dulu orang mencari ilmu datang ke pesantren, sekarang ke internet. Padahal tidak semua di internet adalah benar. Akhirnya mereka jadi radikal, membunuh orang lain tanpa alasan yang haq. Meingingkari kemanusiaan. Padahal tujuan utama dari keagamaan kita adalah memanusiakan manusia,” tegas Ceng Nuh.

Lebih lanjut, KH Nuh Addawami juga menitipkan pesan bahwa selain kewajiban memerangi informasi palsi atau hoax di era informasi digital, santri juga harus didorong untuk menyalurkan kreativitasnya dengan memanfaatkan media digital. 

“Santri itu kebanyakan orang desa, orang pinggiran, penuh keterbatasan. Tetapi mereka sebenarnya memiliki otak cemerlang. Asal diberikan akses dan kesempatan, mereka akan menjadi penggerak social yang penting. Terkait dengan era internet, santri harus menjadikan internet sebagai alat gerakan, media dakwah dan sekaligus sumber kemakmuran,” pungkas KH Nuh. (Ali/Abdullah Alawi)


Terkait