Relawan NU Jalan Kaki Pikul Bantuan Logistik ke Desa Terisolasi di Mamuju
Jumat, 22 Januari 2021 | 12:00 WIB
Longsoran yang memutus jalan membuat sejumlah desa terisolasi dan menyulitkan relawan NU dalam distribusi bantuan.
Mamuju, NU Online
Misi kemanusiaan gabungan Gerakan Pemuda Ansor dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah untuk korban gempa Mamuju-Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) mengalami rintangan saat membawa bantuan logistik ke lokasi pengungsian, Jumat (22/1).
Jalan yang terputus akibat gempa dan longsor membuat perjalanan cukup memakan waktu dan energi. Para relawan harus berjalan kaki memikul bantuan hingga satu kilometer untuk mencapai tujuan.
Hari ini, sebanyak 21 relawan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) memang diterjunkan ke lokasi untuk mengangkut logistik kebutuhan pengungsi di daerah yang sulit dijangkau, tepatnya di Desa Labuang Rano dan Desa Dungkait, Kecamatan Tapalang Barat, Mamuju.
Mereka berangkat mengendarai roda empat dari Posko Induk Banser di Jalan Soekarno Hatta Mamuju, dengan jarak tempuh kurang lebih 50 Kilometer. Di sepanjang jalan terlihat banyak rumah roboh. Warga juga tampak membangun tenda pengungsian di beberapa titik yang dinilai aman.
Sesampai di Desa Labuang Rano Banser langsung dihadang masyarakat yang mengaku belum tersentuh bantuan logistik. Mereka baru mendapat bantuan setelah keluar dari desa memakai kendaraan roda dua lantaran jarak yang jauh.
Setibanya di perbatasan ujung desa Lambung Rano, Banser pun menurunkan logistik dari kendaraan lalu menyeberang sambil menggendong barang-barang karena jalan terputus akibat longsor. Para pengungsi di Labuang Rano langsung menjemput sembako dengan antusias.
“Banser dan warga Labuang Rano memikul logistik dengan jarak kurang lebih satu kilometer,” kata Kasatkorwil Banser Sulsel Andi Abbas Rani kepada NU Online, Jumat (22/1).
Bantuan yang dibawa merupakan hasil penggalangan dana keluarga besar Pengurus Cabang NU Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat, PW GP Ansor Sulteng, serta sejumlah pimpinan cabang GP Ansor seperti dari Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Maros, Kabupaten Takalar, dan Kabupaten Wajo.
Bantuan Kesehatan
Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan duka mendalam kepada korban bencana alam ini. PBNU lantas mengirim tim perwakilan dari Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI), NU Care-LAZISNU, serta dokter dan perawat di Lembaga Kesehatan NU (LKNU).
Selain bantuan logistik, para korban juga mendapat layanan kesehatan gratis dari NU. Ratusan warga yang menjadi korban gempa tektonik tersebut dicek kesehatannya untuk memastikan keselamatan dalam beraktivitas.
Wakil Ketua PP NU Care-LAZISNU M Wahib Emha mengatakan, pelayanan kesehatan untuk pengungsian di Kota Mamuju minim sekali. Dampak bencana di tempat tersebut sangat dahsyat. Bahkan, pelayanan kesehatan di sana sempat menemui kendala karena kondisi daerahnya yang rusak parah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, korban meninggal akibat gempa berkekuatan 6,2 M ini bertambah menjadi 81 orang. Dengan rincian 70 orang di Kabupaten Mamuju dan 11 orang di Kabupaten Majene. Sementara kerugian material meliputi 1.150 unit rumah rusak dan 15 unit sekolah terdampak gempa Sulbar.
Kontributor: Ridwan
Editor: Mahbib K