Ra Maltuful Anam ketika mengisi kajian, zikir, dan shalawat di MDS Rijalul Ansor Tlanakan. (Foto: NU Online/Hairul Anam)
Pamekasan, NU Online
Tasawuf kaum milineal bisa memunculkan wajah agama dengan santun, muncul dari hati individu yang jernih. Karena kalau hati baik, maka semua yang terpancar adalah kebajikan.
Demikian ditegaskan Ketua Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Kabupaten Pamekasan, Ra Maltuful Anam. Penjelasannya disimak oleh para pemuda di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur Sabtu (16/2) malam.
"Tasawuf menurut Imam al-Ghazali adalah istikamah bersama Allah SWT dan membangun hubungan yang baik dengan alam sekitar," ungkap Dosen STAI-MU Pesantren Panyeppen, Palengaan, Pamekasan tersebut.
Tasawuf era milenial, ungkapnya tidak hanya diartikan sebagai ajaran transendental. Tetapi, mesti dimaknai lebih luas dengan menjaga hubungan sosial.
"Tasawuf kaum milenial dimanifestasikan dalam menghadapi tantangan global di hadapan mata, karena bertasawuf beda dengan berseragam dengan mengedepankan identitas dan simbol," bebernya.
Diterangkan, bisa saja orang berbuat baik di khalayak umum, tapi ketika sendirian tidak bisa menjaga diri dengan baik. Ini kemunafikan yang merusak kejernihan bertasawuf.
"Contohnya kita anti hiburan dalam keramaian, tapi lalai ketika berduaan dengan Handphone di dalam kamar. Ini perilaku yang bisa menguatkan karakter buruk dalam diri kita," kritik Ra Maltuf, sapaan akrabnya.
Sebagai tuan rumah, Wakil Ketua PC GP Ansor Pamekasan, Nasiruddin mengaku sangat bersyukur dengan keaktivan MDS Rijalul Ansor di Kabupaten Pamekasan, mulai dari tingkat ranting hingga tingkat cabang.
"Kami cermati, di Gerakan Pemuda Ansor itu ruhnya ada di kaderisasi dan kegiatan MDS Rijalul Ansor. Ketika keduanya aktif, insyaallah kegiatan lainnya turut aktif," terang Nasiruddin.
Dosen IAIN Madura tersebut menambahkan, para pemuda sangat tepat mengikuti segala kegiatan MDS Rijalul Ansor. Sebab, di sinilah akal dan hati dapat dileburkan.
"Kami dukung penuh kegiatan semi otonom seperti MDS Rijalul Ansor. Melaluinya, para pemuda dituntut untuk berpikir karena ada kemasan kajiannya. Selain berpikir, mereka mengasah hati lewat adanya zikir dan shalawat sebelum berpikir," tegasnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Pamekasan, Syafiuddin, menegaskan bahwa berzikir dan berpikir merupakan kebutuhan inti dalam kehidupan umat beragama.
"Tentu setelah zikir dan pikir, kita perlu mengasahnya dengan amal shaleh. Sebab, tanpa amal, kita akan kesulitam bekal ketika kembali kepada-Nya. Tapi biasanya, kalau sudah jalan zikir dan pikirnya, amalnya akan selalu mengarah pada keshalehan," tukas Syafiuddin.
Kontributor: Hairul Anam
Editor: Aryudi AR