Semarang, NU Online
Potensi penanganan korban bencana alam yang melekat pada berbagai lembaga di bawah Nahdlatul Ulama (NU) sudah saatnya dikonsolidir agar lebih efektif dan efisien ketika menjalankan misi-misi pertolongan untuk membantu korban bencana alam.
Ketua Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jawa Tengah Muhammad Mahsun mengatakan, selama ini NU Jateng melalui lembaga-lembaga dan badan otonomnya sangat aktif terjun ke lapangan membantu para korban ketika terjadi bencana alam baik di wilayah Jateng maupun di luar provinsi Jawa Tengah.
Mahsun mengatakan hal itu ketika menyampaikan paparan dalam Workshop Pendataan Penanganan dan Pemulihan Masa Pandemi Covid-19 di masa kenormalan baru yang diselenggarakan PWNU Jateng di hotel Muria Semarang.
Dikatakan, ketika terjadi bencana alam para pegiat atau relawan bencana alam dari keluarga besar NU bergerak massif, namun terkesan bergerak sendiri-sendiri, nyaris tidak ada koordinasi.
"Aktivitasnyapun hanya terfokus pada pertolongan awal saja. Sedangkan, penanganan korban usai peristiwa bencana nyaris tidak tersentuh dan tidak dipikirkan, sehingga kevakuman itu dimasuki oleh relawan pihak lain," ungkapnya.
Rais PWNU Jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh (tengah) (Foto: Samsul Huda)
Menurutnya, di sinilah berlangsung deideologisasi ahlussunnah wal jamaah.Sebenarnya tidak etis gerakan kemanusiaan ini dihubung-hubungkan dengan kepentingan-kepentingan golongan, namun itulah yang terjadi.
"Gerakan nahdliyin memberikan bantuan kepada korban bencana yang berjalan massif seakan terlupakan karena pada saat diujung penanganan tidak hadir dan tidak menunjukkan perannya," tegasnya.
Dia menambahkan, karena itulah melalui workshop ini PWNU Jateng perlu segera mengkonsolidasikan seluruh potensi untuk menyusun sistem atau manajemen penanganan bencana secara terpadu dan sistematis.
"Semua bergerak, sehingga problem kebencanaan dari hulu ke hilir tertangani semua," ujarnya.
Rais PWNU Jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh saat menutup workshop mengatakan, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) sebagai perangkat NU yang menangani masalah kebencanaan diharapkan mengambil langkah cepat menggandeng semua potensi yang ada di NU untuk selalu bersiap siaga menghadapi bencana.
"Kami harapkan setelah kegiatan ini dapat disusun pembagian tugas secara rinci sehingga muncul rencana siapa melakukan apa sehingga semua titik dan problem yang dihadapi korban tertangani," pungkasnya.
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz