RMINU Jateng Tiadakan Agenda Liburan Santri Selama Pandemi Covid-19
Selasa, 13 Oktober 2020 | 06:00 WIB
Samsul Huda
Kontributor
Semarang, NU Online
Pondok-pondok pesantren di bawah pembinaan Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Jawa Tengah dalam tahun ajaran 1442 Hijriah meniadakan agenda liburan santri, sehingga tidak ada agenda pemulangan santri ke daerah asal di tengah pandemi covid-19 seperti sekarang ini.
Ketua Pengurus Wilayah (PW) RMI NU Jawa Tengah KH Nur Machin mengatakan, kebijakan para kiai pengasuh pesantren tidak meliburkan santri meski telah memasuki liburan merupakan upaya serius untuk memotong mata rantai perluasan covid-19.
"Ini kami tempuh semata-mata untuk kebaikan kita semua agar Covid-19 tidak meluas sekaligus menyelamatkan santri dari ancaman wabah ini," kata kiai Machin kepada NU Online di PWNU Jawa Tengah, Jl Dr Cipto 180 Semarang, Senin (12/10) malam
.
Dijelaskan, kebijakan ini didukung para wali santri, santri, dan masyarakat sekitar pesantren demi terwujudnya harapan besar yakni menjauhkan komunitas pesantren dan masyarakat di sekitarnya agar tidak menjadi klaster baru Covid-19.
"Jangan sampai di tengah pandemi ini muncul klaster Covid-19 di lingkungan pesantren," tegasnya.
Menurutnya, inilah bentuk partisipasi aktif pesantren dalam membantu negara saat menghadapi tekanan wabah yang mendunia ini. Dengan tidak kembalinya santri ke masing-masing kampung halaman, santri yang tetap berada di pondok sama saja sedang menjalani karantina mandiri.
"Selama di pesantren kehidupan santri dipantau dengan ketat dalam menjalankan protokol kesehatan. Meski menurut kalender kegiatannya hari libur, aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap dijalankan," ungkapnya.
Dengan diterapkannyan kebijakan ini lanjutnya, aktivitas kiai dan para ustadz di pesantrenpun juga berubah, mereka tetap mengajar dan memberikan bimbingan kepada santri.
"Semula ada sejumlah wali santri di berbagai pesantren anggota RMI Jateng yang meminta dispensasi agar anaknya diijinkan untuk menikmati liburan di rumah, namun setelah dijelaskan kerawanannya saat santri meninggalkan pondok di tengah pandemi Covid-19 wali santri memahami," bebernya.
"Apalagi prosedur proses pemulangan dan kembalinya santri harus melalui berbagai aturan ketat terkait dengan upaya pemutusan mata rantai covid, akhirnya mereka menerima kebijakan ini dengan ikhlas," sambung Kiai Machin yang juga Pengasuh Pesantren Asrama Pelajar Islam (API) Tegalrejo Magelang Jateng.
Pengasuh Pesantren Sabilun Najah Brangsong, Kendal KH Mandzur mendukung kebijakan PW RMINU Jateng dengan tetap mengkarantina atau mengisolasi santri di pondok, alias meniadakan program liburan santri di kampung halamannya.
Menurutnya, jika santri yang sudah selama satu semester berada di dalam pondok di tengah pandemi Covid-19 dilepas keluar dan berinteraksi dengan bebas di masyarakat, maka berpotensi tertular wabah Corona entah dari mana asalnya sulit untuk dilacak.
"Karena itu kami mengikuti kebijakan PW RMINU Jateng neniadakan liburan santri di rumah, hanya saja kami memberi kelonggaran kepada santri untuk sementara waktu boleh menggunakan pesawat hand phone (HP) untuk sekedar bisa berkomunikasi dengan keluarga dan teman-temannya di luar pondok," pungkasnya.
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua