Santri Baru Annuqayah Sumenep Dibekali Tips Kelola Platform Digital
Sabtu, 26 Agustus 2023 | 14:00 WIB
Kegiatan Bimbingan dan Pembinaan Santri Baru 23 Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan Guluk, Sumenep, Jawa Timur, Kamis (24/8/2023) (Foto: LTNNU Sumenep)
Sumenep, NU Online
Saat ini, banyak sekali konten dan kanal media termasuk media sosial yang dapat diakses oleh masyarakat, tak terkecuali para santri. Dari sisi penyedia konten, agar dapat secara massif mengenalkan nilai-nilai kearifan lokal dan nilai kepesantrenan di jagad maya, santri harus pintar memilih platform, menentukan jenis konten, tema yang sesuai dengan sasaran, membangun jamaah online, dan konsisten dalam menyajikan konten.
Demikian disampaikan oleh Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Ta'lif wan-Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Sumenep, Jawa Timur, Firdausi saat mengisi materi di acara Bimbingan dan Pembinaan Santri Baru '23 Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan Guluk, Sumenep, Jawa Timur, Kamis (24/8/2023). Acara tersebut bertajuk Santri; Generasi Tonggak Negeri dengan Meneguhkan Budaya Literasi.
Dalam sudut pandangnya, teknologi digital memberikan peluang kepada santri untuk mensyiarkan dakwah yang santun dan menjadi lahan basah untuk berkarya. Jika santri tidak melek digital maka akan ketinggalan kereta, karena saat ini manusia hidup di era digital.
"Penting sekali santri memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam sejumlah kegiatan kepesantrenan. Dahulu kala, santri menghadiri kegiatan bahtsul masail bawa kitab. Masa kini, musyawirin cukup bawa handphone, karena kitabnya sudah ada di dalam gawainya masing-masing," curahnya dalam kegiatan yang berlangsung di aula pesantren setempat.
Firdausi megatakan, apabila dulu orang tua mendaftarkan anaknya masuk ke pesantren, mereka harus berkunjung ke panitia penerimaan santri baru. "Sekarang, sambungnya, orang tua cukup mendaftarkan anaknya via online," sebutnya.
Tidak hanya di pesantren, dunia digital juga merambah ke jual beli. Saat mencari kitab di perpustakaan digital, ceramah agama, ujian daring, raport, dan sebagainya dapat diakses oleh masyarakat melalui digital.
Wakil Sekretaris Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan ini menyatakan, sebagian media cetak gulung tikar. Ada pula yang survive sehingga keberadaannya saat ini dinomorsatukan oleh masyarakat. "Sebut saja majalah Aula yang masih diminati oleh kalangan pesantren," dia mencontohkan.
Menurut dia, berhubung santri terikat aturan pesantren, konten yang paling cocok adalah berbasis teks dan gambar. Misalnya, meramaikan majalah dinding (mading), majalah, tabloid, buletin, menerbitkan buku, mempublikasikan putusan Bahtsul Masail. "Bahkan mengirimkan karyanya agar di-publish di media lain," ungkapnya.
"Bagi pengelola media pesantren, semua informasi yang disampaikan melalui tulisan, gambar, foto, ilustrasi, meme, infografis, video adalah konten yang setiap waktu diasah agar ke depannya lebih baik. Hal terpenting konten tersebut tak boleh mengandung SARA, propaganda, yang menimbulkan gesekan konflik dengan jamaah online. Kalau perlu, lakukan digitalisasi manuskrip kiai sepuh," pintanya.
Kegiatan Bimbingan dan Pembinaan Santri Baru '23 Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan Guluk, Sumenep dilaksanakan 20-26 Agustus 2023. Materi yang diberikan pada santri yaitu Sejarah dan Visi Misi Annuqayah; Berkenalan dengan Buku dan Bacaan; Santri dan Bahasa Asing; Santri dan Kitab Kuning; Santri dan Teknologi; Mauidzah Hasanah Berupa Ceramah Kepesantrenan; Meneladani Kepribadian dan Perjuangan KH Moh Ishomuddin; Etika Kesantrian.