Saung Kerukunan: Dari Pringsewu untuk Kedamaian Umat Beragama di Indonesia
Selasa, 22 Juni 2021 | 10:00 WIB
Saung Kerukunan Umat Beragama Pringsewu di Desa Waringin Sari Timur Kecamatan Adiluwih, Pringsewu, Lampung. (Foto: NU Online/ Faizin)
Pringsewu, NU Online
Kerukunan dan kedamaian di tengah-tengah masyarakat menjadi kunci kesuksesan pembangunan dan kesejahteraan. Bisa dipastikan sulit sebuah daerah akan berkembang dengan baik apabila masyarakat yang ada di dalamnya tidak rukun dan damai.
Di antara kerukunan yang mampu memunculkan kedamaian adalah dalam hal keyakinan dalam beragama. Keanekaragaman agama dan kepercayaan ditambah lagi dengan perbedaan suku dan budaya harus mampu dikelola dengan baik. Perbedaan yang ada ini tidak boleh menjadi pemicu perselisihan namun harus dicari titik temu untuk membangun kebersamaan.
Berdasar inilah saat ini di Kabupaten Pringsewu Lampung sudah berdiri tempat sekaligus simbol untuk menyemai kerukunan antar umat beragama yang dinamakan dengan Saung Kerukunan Umat Beragama. Saung ini merupakan bagian dari Kegiatan Pencanangan dan Penetapan Desa Sadar Kerukunan di Kabupaten Pringsewu dan menjadi satu satunya Saung Kerukunan yang ada di Provinsi Lampung, dan Indonesia.
Saung ini terletak di Desa Waringinsari Timur Kecamatan Adiluwih yang merupakan daerah dengan tingkat keragaman agama, suku, dan budaya yang tinggi. Rumah ibadah berbagai agama berdiri berdampingan di desa ini dan umatnya pun bisa melaksanakan ibadah dengan tenang tanpa ada gangguan.
Harapan besar pada saung ini akan lebih tumbuh suburnya sikap saling menghargai antara satu dengan yang lainnya untuk membuahkan persatuan umat. Saung ini juga menjadi media strategis untuk menjalin silaturahmi, komunikasi dan jejaring dalam rangka membuka diri, menyatukan pemahaman terkait perbedaan, memahami hidup bermasyarakat serta pergaulan hidup dalam aspek keagamaan dan keyakinan.
Jika ada perbedaan yang terjadi, Saung Kerukunan menjadi tempat untuk menciptakan dialog secara formal dan informal untuk tujuan terciptanya kerukunan umat beragama dengan mengembangkan toleransi untuk mewujudkan perdamaian yang harmonis.
Saung ini diinisiasi oleh kolaborasi dua elemen yakni Kementerian Agama Kabupaten Pringsewu dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang juga akan menjadi wadah sosialisasi program membangun kerukunan umat beragama Pemerintah dalam hal ini dua lembaga tersebut.
Kepala Kantor Kementerian Agama Pringsewu H Ahmad Rifai mengatakan bahwa Saung Kerukunan ini akan membuka kesempatan kepada perwakilan komunitas umat beragama untuk mendapatkan pengalaman berinteraksi secara lebih intensif, terbuka dan komunikatif. Ini akan menjadi proses pembelajaran dalam mengelola kemajemukan sebagai potensi bersama mengatasi persoalan-persoalan riil di masyarakat.
Jejaring umat beragama juga bisa dirangkai dengan solid dengan saung ini guna membuka wawasan untuk semakin komprehensif dan reflektif terhadap perkembangan dan perubahan sosial di masyarakat.
"Desa dan saung kerukunan ini diharapkan menjadi 'tower' yang akan memunculkan sinyal-sinyal kerukunan. Ini akan menjadi wahana untuk mengumpulkan perbedaan dalam kesatuan gelombang dan frekwensi," kata Ketua FKUB Pringsewu H Mahfudz Ali saat peresmian Desa dan Saung Kerukunan tersebut, Selasa (22/6).
Ia mengajak pada seluruh pengurus FKUB untuk memegang teguh filosofi Jawa Ngayomi dan Ngayemi umat beragama dengan mengedepankan moderasi dalam beragama.
Mewakili Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, H Marwansyah berharap dari Saung dan Desa Kerukunan di Pringsewu akan bersemai bibit-bibit kerukunan yang akan menjadikan damai Indonesia.
"Saung menjadi wadah icon kerukunan dan juga tempat konsolidasi dan komunikasi umat. Ini juga merupakan inovasi dan perlu direplikasi di kabupaten dan kota di Lampung hingga seluruh Indonesia," ungkap Kabag TU Kawil Kemenag Provinsi Lampung.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Pringsewu H Fauzi merespon positif hadirnya Desa dan Saung Kerukunan yang menurutnya sebuah terobosan dan inovasi positif ini. "Kalau bisa Saung Kerukunan ini ada di kecamatan lain sebagai cerminan wujud desa sadar kerukunan," katanya saat meresmikan program mulia tersebut.
Ia menegaskan bahwa kerukunan akan memberi pengaruh besar terhadap segala aktivitas dan kemajuan sebuah daerah. "Bayangkan jika sebuah daerah tidak rukun dan aman, maka berbagai sektor kehidupan pasti akan terkendala untuk maju," ungkapnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan