Sebulan Bencana Ekologis di Aceh, 485 Orang Meninggal, Lebih Dari 2 Juta Jiwa Terdampak
Kamis, 25 Desember 2025 | 06:30 WIB
Tumpukan gelondongan kayu memenuhi perkampungan warga di Pidie Jaya, Aceh, 18 Desember 2025. (Foto: NU Online/Helmi Abu Bakar)
Banda Aceh, NU Online
Bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor melanda hampir seluruh wilayah Aceh dan menimbulkan dampak yang sangat luas. Ribuan gampong terdampak, ratusan ribu keluarga kehilangan tempat tinggal, serta berbagai fasilitas umum mengalami kerusakan parah.
Berdasarkan Laporan Pantauan Data Penanggulangan Bencana Alam di Posko Terpadu Pemerintah Aceh hingga 23 Desember 2025 pukul 16.00 WIB, tercatat 18 kabupaten/kota, 198 kecamatan, dan 3.543 gampong terdampak bencana.
Jumlah korban terdampak mencapai 540.281 kepala keluarga (KK) atau setara 2.017.542 jiwa. Dari jumlah tersebut, 4.939 orang mengalami luka ringan, 474 orang luka berat, 485 orang meninggal dunia, serta 31 orang dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian oleh tim gabungan.
Sementara itu, data pengungsian menunjukkan terdapat 2.174 titik pengungsian yang menampung 94.018 KK atau 374.827 jiwa. Para pengungsi tersebar di meunasah, sekolah, gedung pemerintah, serta lokasi pengungsian darurat yang disiapkan pemerintah daerah bersama unsur TNI, Polri, dan relawan.
Kerusakan juga terjadi pada berbagai fasilitas umum. Tercatat 183 unit perkantoran, 631 unit tempat ibadah, 444 unit sekolah, 511 unit pondok pesantren, serta 193 unit rumah sakit dan puskesmas mengalami kerusakan.
Pada sektor infrastruktur, 1.098 titik jalan dan 492 titik jembatan dilaporkan rusak. Selain itu, 124.545 unit rumah warga terdampak, disertai kerugian besar pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.
Menanggapi kondisi tersebut, Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh, Tgk. H. Asnawi M Amin, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat solidaritas kemanusiaan dan kepedulian sosial terhadap para korban bencana. Menurutnya, skala bencana yang begitu besar membutuhkan kebersamaan dan sinergi semua pihak.
“Ketika ribuan gampong terdampak dan jutaan jiwa merasakan dampaknya, maka tidak ada pilihan lain selain saling menguatkan. NU mengajak seluruh masyarakat untuk hadir membantu sesuai kemampuan, baik melalui bantuan materi, tenaga, maupun doa,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa NU sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan memiliki tanggung jawab moral untuk terus berada di tengah umat, khususnya dalam situasi darurat seperti bencana. Kehadiran ulama dan warga NU, kata dia, diharapkan mampu memberikan ketenangan, harapan, serta penguatan spiritual bagi masyarakat terdampak.
Lebih lanjut, Tgk. Asnawi juga mengajak masyarakat menjadikan musibah ini sebagai momentum introspeksi dan taubat, serta semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ia mengingatkan agar dalam kondisi sesulit apa pun, umat Islam tetap menjaga shalat lima waktu dan memperkuat ibadah.
“Jangan sampai bantuan datang dari berbagai pihak, dari masyarakat dan para dermawan, tetapi kita lupa bersyukur kepada Allah dengan taubat dan meningkatkan ketakwaan. Musibah ini harus menjadi jalan untuk kembali kepada Allah dan memperbaiki diri,” tuturnya.
Ia berharap penanganan darurat dan proses pemulihan pascabencana dapat berjalan dengan baik melalui sinergi pemerintah, ulama, relawan, dan masyarakat. PWNU Aceh, lanjutnya, akan terus mendorong warganya untuk berkhidmah, menjaga persaudaraan, serta menguatkan nilai gotong royong di tengah musibah yang melanda Aceh.
============
Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: filantropi.nu.or.id.