Suasana murid-murid SMK IBU Jember saat menjalani cek suhu tubuh sebelum masuk kelas. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)
Jember, NU Online
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Islam Bustanul Ulum (IBU), Pakusari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, termasuk lembaga yang sudah menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan tatap muka sejak beberapa waktu lalu. Namun, tidak satu murid atau gurupun yang terpapar virus Corona.
“Setelah kami cek darahnya (rapid test) satu persatu siswa, guru dan karyawan, alhamdulillah, tidak ditemukan status darahnya yang reaktif hingga hari ini,” ujar pengasuh Pengasuh Pondok Pesantren Islam Bustanul Ulum, HM Mochammad Hafidi usai memberikan pengarahan kepada guru dan murid di halaman SMK IBU, Rabu (23/12).
Rapid test memang dilakukan untuk seluruh siswa-siswi, guru, dan karyawan SMK IBU karena kemarin adalah hari terakhir kalender pendidikan untuk semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021. Liburan semester ganjil dimulai Kamis tanggal 24 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021.
“Tidak ada yang reaktif, sehingga kita libur dengan kondisi yang tenang. Serapan pelajaran juga cukup bagus. Pembelajaran dengan metode pendukung TV Interaktif ternyata menjadi bagian sebuah terobosan KBM di musim pandemi ini,” urainya.
SMK IBU adalah salah satu lembaga formal milik Pondok Pesantren Islam Bustanul Ulum Jember. Sejak pertengahan Oktober 2020, lembaga ini menyelenggarakan KBM secara normal (dengan tatap muka), khusus untuk santri dan murid yang tempat tinggalnya berdekatan dengan pesantren. Langkah itu ditempuh terkait dengan pertimbangan efektivitas dan untuk menghindari murid dari kejenuhan pembelajaran secara Daring.
“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saat itu kami mulai dan kami jalankan KBM dengan normal,” tegas Ustadz Hafidi, sapaan akrabnya.
Salah satu kunci SMK IBU bisa bebas dari paparan virus Corona adalah penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat. Selain wajib memakai masker, cek suhu tubuh, dan mencuci tangan, seluruh murid dan karyawan SMK IBU tanpa kecuali, juga wajib melewati pintu steril. Setelah itu baru boleh beraktivitas di kelas. Di kelaspun, penerapan physical distancing merupakan keharusan.
“Penggunaan dan pengetatan sarana kesehatan dan Prokes (protokol kesehatan) di SMK IBU kami harap menjadi kebiasaan siswa di sekolah maupun di rumah,” lanjutnya.
Di luar itu, SMK IBU menjalin sinergi dengan Puskesmas setempat, sehingga jika ada hal-hal yang bersifat darurat, dan butuh penanganan secara cepat dan menyeluruh, bisa langsung ditangani.
Tidak hanya usaha lahir, upaya batin untuk menangkal virus Corona juga dilakukan. Setiap pagi sebelum masuk kelas. Siswa-siswa SMK IBU diwajibkan membaca surat Yasin secara bersama-sama yang dipandu oleh seorang siswa melalui pelantang suara. Setelah itu tawassul dan pembacaan doa yang dipimpin oleh seorang ustadz.
“Sejak awal berdiri, semua lembaga IBU, memang wajib membaca Yasin, tapi kali ini kami ikhtiarkan untuk Corona agar segera hilang dari bumi Indonesia,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin