Daerah

STAIN Meulaboh Sediakan Beasiswa Tahfidz

Ahad, 3 April 2016 | 09:33 WIB

Meulaboh, NU Online
Sekolah Agama Islam Negeri (STAIN) Tengku Dirundeng Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh menyediakan kuota beasiswa kepada calon mahasiswa tahkim dan tahfidz Quran.

Ketua STAIN Meulaboh Dr Syamsuar Basyariah, M.Ag di Meulaboh, Ahad, mengatakan program tersebut merupakan bagian dari terobosan pencapaian Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT) yang merupakan kriteria minimal tentang pembelajaran pada perguruan tinggi.

"Untuk mewujudkan masyarakat yang paham dan hafal (tahkim dan tahfid) quran kita menyediakan kuota beasiswa mahasiswa sesuai jumlah yang ditentukan oleh Kementerian Agama RI," katanya.

Rektorat kampus STAIN TD Meulaboh ini tengah merintis peningkatan status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN), pihaknya terus berupaya melahirkan program studi baru pada kampus yang di negerikan pada 19 September 2014 itu.

Dr Syamsuar menyampaikan, dalam rencana kerja jangka panjang kampus tersebut akan menyandang status Universitas Islam Negeri (UIN) pada 2034 dengan target pembangunan kampus menelan anggaran senilai Rp400 miliar.

Progres yang tengah dipacu saat ini adalah mengupayakan segera penuntasan pembangunan gedung baru di kawasan Alu Penyareng, Kecamatan Meureubo yang berdampingan dengan kampus Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh dalam area seluas 50 hektare.

"Peningkatan status menjadi IAIN kita prediksi pada 2018, saat ini hampir tercukupi, dengan jumlah mahasiswa rill 1.700 orang, kemudian bila jumlah kuota tahun ini terserap 1.500, maka pada akhir 2016 sudah bisa kita diusulkan,"sebutnya.

Lebih lanjut dikatakan, kampus tersebut juga mendapat kesempatan membuka dua program studi pascasarjana pada tahun 2017 karena telah memenuhi semua persyaratan sesuai ketentuan pemerintah.

Syamsuar menyampaikan, STAIN Meulaboh juga merupakan satu-satunya perguruan tinggi wilayah barat selatan Aceh (Barsela) yang telah mendapat akreditasi institusi, demikian halnya juga ketiga jurusan yang dimiliki.

Meskipun demikian dirinya mengakui, baru sekitar 65 persen masyarakat dari wilayah setempat yang sudah mengenal kampus tersebut karena selama ini masih terbatas dalam mengkampanyekan diri melalui media massa.

"Secara eksternal kita terus mencari peluang kerjasama dengan luar negeri, ini juga bahagian dari amanah pemerintah, sehingga perguruan tinggi Islam terus berkiprah di tingkat International," katanya. (Antara/Mukafi Niam)


Terkait