Pontianak, NU Online
Para pengurus dan kader hendaknya menyadari bahwa tantangan yang dihadapi Nahdlatul Ulama demikian berat. Karenanya, perlu ada kader pelapis demi memastikan bahwa jamiyah tidak kekurangan penerus di tengah tantangan zaman.
Penegasan ini disampaikan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pontianak, Kalimantan Barat, H Ahmad Faruki, Kamis (21/11).
"Di tahun 2021 PCNU Kota Pontianak akan fokus pada pengkaderan karena jika kita, maka berdasarkan pengalaman masa lalu, keberadaan NU Kota Pontianak sedikit lemah di lini pengkaderan,” katanya pada acara Dialog Kebangsaan bersama H Sukiryanto selaku Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.
Pada kegiatan yang dipusatkan di kediaman H Ahmad Faruki yang beralamat di Paralel Tol tersebut dihadiri seluruh pengurus dari Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), termasuk badan otonom se-Kota Pontianak.
Di hadapan hadirin yang juga dibarengkan dengan pembubaran panitia Hari Santri 2019 tersebut juga diingatkan agar para pengurus hendaknya selalu berkhidmah di NU dengan tanpa pamrih.
“Semoga dengan berkhidmahnya di Nahdlatul Ulama ini selalu dibarengi dengan rasa ikhlas agar selalu mendapat ridha dari Allah SWT,” katanya.
Di kesempatan tersebut, diingatkan agar semua warga NU selalu menjaga amaliah dalam keseharian. Sebab hal tersebut akan menjadi ciri khas dengan bisa membedakan antara kalangan yang lain.
“Amaliah NU harus diperkuat supaya menjadi sebuah barometer di kalangan masyarakat. Juga agar tidak terkontaminasi oleh sejumlah paham radikalis,” tegasnya.
Di kesempatan yang sama, H Sukiryanto memiliki komitmen turut membantu bagi terwujudnya konsolidasi di internal NU maupun warganya. Baginya, NU khususnya di Kota Pontianak harus semakin kompak dan kebersamaan di antara warganya bisa terjaga dengan baik.
Kegiatan sekaligus laporan pertanggung jawaban Panitia Hari Santri 2019 dan dilajut Rapat Pleno PCNU Kota Pontianak yang dikemas dengan pembacaan shalawat Badar.
Kontributor: Ahmad Imamul Arifin
Editor: Ibnu Nawawi