Jombang, NU Online
Ada modal tersendiri agar pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) berkembang dan dipercaya oleh masyarakat. Yakni, pengelola harus punya sikap tanggung jawab dan menjunjung tinggi sikap jujur atau transparansi. Dua sikap itu saling menguatkan dan harus berjalan beriringan.
“Ketika kita menggerakkan LAZISNU, maka optimisme mesti dibangun dengan sikap jujur atau transparan dan penuh tanggung jawab atau akuntabilitas adalah modal utama LAZISNU,” kata Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jombang, Ahmad Zainudin, Senin (20/7).
NU memiliki massa yang sangat masif. NU secara kelembagaan juga tersebar hampir merata di sejumlah daerah di Indonesia. Situasi ini menurutnya adalah potensi yang tidak dimiliki oleh organisasi lainnya. Karenanya, kemandirian yang digaungkan oleh NU belakangan ini sangat bisa terwujud salah satunya dengan mengoptimalkan pengelolaan ZIS di lingkungan warga NU.
"Untuk itu kita harus selalu optimis mengelola ZIS di NU. Tapi lagi-lagi harus dibangun di atas sikap tanggung jawab dan transparansi," jelasnya.
Pria yang kerap disapa Gok Din ini mengaku, LAZISNU tengah menguatkan kelembagaannya dengan mendirikan Unit Pengumpul Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (UPZISNU) di tingkat kecamatan hingga desa atau ranting.
Sejumlah UPZISNU tersebut dalam perkembangannya perlahan menata pengelolaannya yang profesional dan tertib administrasi. Demikian ini biasanya dilalui dengan pelatihan manajemen administrasi baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat desa.
"Pada Ahad, 19 Juli 2020 kemarin UPZISNU se-Kecamatan Perak, Jombang sudah berhasil menyelenggarakan pelatihan manajemen administrasi sebagai bekal memajukan UPZISNU-UPZISNU di Perak," imbuhnya.
Dihubungi terpisah, Ketua UPZISNU Kecamatan Perak, Mohammad Luthfi menyampaikan, para pengelola UPZISNU di daerahnya saat ini sudah memiliki pengetahuan tentang cara mengelola ZIS yang efektif di lingkungan NU sebab pelatihan yang diikuti sebelumnya.
Ia mengimbau kepada masing-masing pengurus UPZISNU di Perak dapat mempraktikkannya dengan sebaik mungkin demi terwujudnya kemandirian NU, paling tidak kemandirian tersebut bisa dimulai dari tingkat desa hingga kecamatan.
"Diharapkan pengurus UPZISNU di seluruh ranting di Perak mampu mengelola dan minimal membuat laporan dengan baik sesuai dengan standar operasional prosedur LAZISNU," ujarnya, Selasa (21/7).
Sementara itu, Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Perak, KH Haris Munawir berharap agar semua pengurus UPZISNU bisa membangun kesolidan. Hal ini bisa dilakukan melalui intensitas komunikasi dan koordinasi di masing-masing kepengurusan UPZISNU.
“Kebersamaan koordinasi dan konsolidasi adalah kunci utama dalam menggerakkan roda organisasi, di samping doa restu para kiai," ucapnya.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor:Muhammad Faizin