Seminar Pesantren Literasi Media angkatan pertama digelar LTN NU Cabang Lasem, Sabtu (25/1). (Foto: Dok LTNNU Lasem)
Pesantren Literasi Media angkatan pertama digelar Lembaga Ta’lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Cabang Lasem dengan tema “Digital Production: Upaya Merawat Kebhinekaan serta Upaya Menangkal Bahaya Laten Hoaks”, Sabtu (25/1).
Kegiatan tersebut diikuti 23 peserta, terdiri dari berbagai kalangan anak muda mulai santri, IPNU, IPPNU, hingga Ansor. Pesantren Literasi Media digelar di Kantor Ranting NU Desa Jolotundo, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Ketua panitia acara, Jajang Abdul Hamid, mengungkapkan peserta yang datang tidak seluruhnya pendaftar yang mendaftar secara online. Sejumlah peserta tidak datang dalam acara tersebut dengan alasan berbeda-beda setelah melakukan pendaftaran secara online beberapa hari yang lalu. Jika datang semua tentu lebih ramai lagi.
“Umumnya acara seperti ini menciptakan kader-kader muda NU dan santri yang bisa menjadi pegiat media, bukan cuma konsumen media seperti yang selama ini terjadi. Selain itu, agar tau mana saja konten-konten yang menyebar hoaks, bernuansa SARA, propaganda, dan lain-lain,” tutur pria yang masih duduk sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kudus.
Dalam sambutannya di acara pembukaan, Sekretaris PCNU Lasem Muslihul Afif menyampaikan, kegiatan yang dijalankan LTNNU Lasem sangat kreatif. Acara tersebut memadukan kultur pesantren dengan budaya digital yang notabane dipandang sebelah mata oleh kalangan santri.
Selain Muslihul Afif, Pengurus NU ranting Jolotundo, Askuri, dan Bambang sebagai perwakilan desa turut memberikan sambutan dan kesan positif dengan diselenggarakannya kegiatan tersebut. Askuri berharap muncul kembali kegiatan-kegiatan sederhana yang penuh manfaat seperti kegiatan tersebut.
Acara pembukaan juga dihadiri Kepala Desa Jolotundo, tokoh masyarakat sekitar, dan delegasi banom NU Ranting Jolotundo. Dibukanya kegiatan Pesantren Literasi ini ditandai dengan seminar orientasi bertema “Fenomena Radikalisme: Aswaja sebagai Basis Deradikalisasi dan Langkah Strategis NU dalam Menjaga Kebinekaan.”
Dosen kampus Al Kamal Sarang KH Noor Hasan yang didaulat menjadi narasumber pada seminar orientasi dalam paparannya menjelaskan, perlu sekali memiliki kesehatan akal, pikiran, pengetahuan, dan spiritual sebelum menjalankan misi merawat kebhinekaan.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori