Daerah

Teladani Perjuangan, NU Jatim Ziarahi Makam Pendiri di Surabaya

Ahad, 8 April 2018 | 14:15 WIB

Surabaya, NU Online
Memperingati hari lahir atau harlah yang ke-95 menurut hitungan hijriah, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menyelenggarakan ziarah bersama ke tiga makam pendiri atau muassis NU. Diharapkan para pegiat NU saat ini dapat mengenang keberanian serta pengorbanan para pendiri jam’iyah ini.

"Ziarah ini bertujuan untuk mengenang keberanian dan pengorbanan para muassis NU dahulu," kata H Sholeh Hayat saat berada di area makam KH Ridlwan Abdullah, pencipta logo NU, Ahad (8/4).

Agenda ziarah makam termasuk rangkaian dari harlah ke-95 NU, dan ziarah makam para muassis NU selalu dilaksanakan setiap tahun. Namun kali ini PWNU Jatim fokus pada ziarah makam pendiri di Surabaya. Sebab di kota pahlawan ini terdapat tiga makam ulama pendiri NU yang kurang mendapat perhatian. 

H Sholeh Hayat yang juga Wakil Ketua PWNU Jatim mengatakan bahwa para pendiri NU di Surabaya harus dicontoh keteladanannya, selain itu juga untuk terus didoakan supaya bermanfaat. 

Menurutnya, di Surabaya ada tiga makam pendiri NU. Mereka semua sudah meninggal dunia karena jihadnnya dalam memperjuangkan NU. "Dan tidak kalah pentinnya yang harus kita ketahui adalah perjuangan dan keteladanan beliau dalam menjaga NU," kata anggota DPRD Jatim ini. 

Ziarah pertama rombongan dengan tujuan makam KH Ridwan Abdullah yang dikenal sebagai pencipta lambang NU. Sedangkan berikutnya makbarah atau pesarean KH Alwi Abdul Aziz selaku pencipta nama Nahdlatul Ulama. “Sedangkan ketiga yakni Hasan Sagipodin atau Hasan Gipo selaku Presiden PBNU yang kala itu Rais Akbarnya adalah KH Hasyim Asyari,” terangnya.

Dari ketiga tokoh tersebut sejarah Hasan Gipo yang sangat menarik, sebab merupakan salah seorang ulama yang sangat kaya hingga dan dipertaruhkan demi kepentingan NU. “Seperti mewakafkan tempat tinggalnnya untuk NU, sampai mencari biaya pemberangkatan ke Arab Saudi,” kata H Sholeh Hayat. Selain kaya, Hasan Gipo juga merupakan Presiden PBNU yang telah menyumbangkan pikiran dan tenagannya untuk NU, lanjutnya. 

Sholeh Hayat mengungkapkan beberapa hal terkait keteladanan Hasan Gipo. Di antaranya mampu dalam menghadapi orang yang selalu merusak dan memusuhi NU. Kedua, Hasan Gipo dikenal ikhlas mengabdi kepada Allah dan mengorbankan harta untuk kepentingan NU serta berani menghadapi musuh. "Uniknnya dari sejarah Hasan Gipo ini, pihak keluarga baru mengetahui dan baru ditemukan makamnya pada tahun 2015," jalasnya.

Penemuan makam Hasan Gipo muncul karena di sela-sela halal bi halal Ikatan Keturunan Sagipodin (IKSA) yang dihadiri 700-an keturunan Hasan Gipo dari Surabaya, Mojokerto, Sidoarjo, Pasuruan, Jakarta dan kota lain, tidak menemukan jejak makam sesepuh. Mereka akhirnya meminta agar sejarawan NU mencari untuk menemukan makan Presiden NU pertama tersebut. (Rof Maulana/Ibnu Nawawi)


Terkait