Kotawaringin Barat, NU Online
Pengajian Akbar yang diadakan oleh warga Desa Pandu Senjaya Kecamatan Pangkalan Lada Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Kalimantan Tengah mendatangkan pembicara dari Jawa Tengah yang logat bahasanya terkenal medok (ngapak) yakni Ustadzah Mumpuni Handayekti yang pernah menyabet juara 1 kontes dai Asia tahun 2017 lalu.
Dalam ceramahnya Mumpuni mengajak kepada seluruh jamaah agar selalu menjalin erat dengan tetangga, dengan seluruh lapisan masyarakat. Ia juga menyinggung dengan banyaknya organisasi masyarakat (Ormas) yang ada di Indonesia ini dirinya berpesan agar saling mengisi dan saling mendukung satu sama lain agar tercipta suasanya yang selalu aman dan kondusif.
"Banser NU dan Kokam Muhammadiyah harus bersinergi dalam menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat," pinta Mumpuni dengan bahasa khas ngapak yang banyak digunakan masyarakat eks Karisidenan Banyumas ini.
Pengajian akbar dalam rangka Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW pada Ahad (16/2) malam yang digelar di halaman masjid Al-Annur selain mengajak agar selalu rukun dan damai, Mumpuni juga menekankan kepedulian umat Islam dalam membangun masjid dan pendidikan ilmu agama islam harus ditingkatkan. Tidak hanya itu, ia juga meminta kepada jamaah yang hadir agar memperhatikan para guru ngaji.
"Membayar bisyarah kepada guru ngaji harus ikhlas. Karena uang jumlahmya tak seberapa itu tidak sebanding dengan ilmu yang didapat oleh anak cucu kita," tandasnya di hadapan ribuan warga yang datang dari tiga Kabupaten, yakni Kabupaten Kobar, Seruyan, dan Lamandau.
Kepala Satuan Koordinator Cabang (Kasatkorcab) Banser NU Pimpinan Cabang Kabupaten Kobar, Jaty Suminto mengatakan, dalam kegiatan pengamanan kali ini jajaran Satkorcab dan Satkoryon diminta panitia untuk membantu pengamanan acara pengajian tersebut.
Jaty mengatakan ada 30 personil Banser yang ikut menjaga jalannya kegiatan malam itu. "Kami bagi beberapa titik membantu pihak kepolisian dan juga pihak panitia dalam acara ini," jelasnya.
Ia bahkan menjelaskan jika selama ini Banser selalu ikut andil bagian dalam setiap kegiatan. Baik itu tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten.
"Semua itu aksi sosial kami (Banser) dalam memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara. Tanpa memungut biaya sepeserpun, karena mental kami sudah terbentuk dalam berkhidmat di NU ini," pungkasnya.
Kontributor: Suhud Mas'ud
Editor: Abdul Muiz