Jombang, NU Online
Di hadapan 60 puluh peserta pesantren kilat di pesantren Darul 'Ulum Jombang, Ketua Aswaja NU Center Jombang Yusuf Suharto mengingatkan mereka untuk cermat melihat pelbagai macam aliran di dalam Islam. Pasalnya, tidak semua aliran mengaku sebagai bagian Ahlussunnah Wal Jama'ah.
<>
Di depan peserta yang baru lulus sekolah tingkat atas ini, Yusuf menyebut sekurangnya tiga aliran yang jelas tidak mengaku sebagai Ahlussunnah. Mereka adalah Syi'ah, Khawarij, dan Mu'tazilah.
"Ahlussunah adalah aliran yang diikuti mayoritas umat Islam dunia sejak dari dulu hingga saat ini. sementara ada beberapa aliran yang jelas bukan bagian dari Ahlussunah di antaranya Syiah, Khawarij, dan Mu'tazilah," demikian Yusuf, Rabu (28/5).
Syi'ah, Khawarij, dan Mu'tazilah tidak digolongkan berpaham Suni karena penyebutan mereka sendiri. Syi’ah mengkritik para sahabat yang kemudia menyebut pihaknya sebagai Syi'ah Ali dan Ahlul Bait.
Sedangkan Khawarij menyempal dari para sahabat dan menyebut dirinya As-Syurat. Sementara Mu'tailah menyebut pihaknya sebagai Ahlul 'Adli wat Tauhid. Jadi, tegas Yusuf, ketiganya tidak menyebut dirinya sebagai Ahlussunnah.
Ia mengatakan, warga NU mesti yakin terhadap kebenaran aliran Ahlussunnah yang diikuti mayoritas ulama dan umat Islam. Karena, mata rantai keilmuannya jelas, dan madzhab fikihnya terkodifikasi dengan baik di samping cara berpikirnya moderat.
"Contohnya dalam hal takdir. Jabariyah serba pasrah. Semuanya dari Allah tanpa ikhtiar. Qadariyah juga ekstrem. Semuanya adalah peran manusia yang menihilkan Allah. Ahlusunnah menengahi pandangan ekstrem itu dengan adanya ikhtiar dan kasb. Karenanya manusia tidak dipaksa dalam ikhtiar itu meskipun tidak lepas dari ilmu, iradah, dan qudrah Allah."
Pesantren kilat ini berlangsung hingga Senin 16 Juni ke depan. Materi nonakademik ini diisi dengan materi penguatan Ahlussunah Wal Jamaah yang diberikan selama dua pekan sejak pukul 07.30 hingga 08.30 kecuali Sabtu dan Ahad.
Pematerinya berasal dari pengurus Aswaja NU Center seperti ustadz Abdul Majid, ustadz Mujiono Zaini, ustadz Syamsul Ma'arif, dan ustadz Rahmat Hidayat. (Fajar Ardana/Alhafiz K)