Jakarta, NU Online
Universitas Islam Lamongan (Unisla) Jawa Timur turut berpartisipasi dalam pengumpulan dana Kotak Infak (Koin) Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama. Rektor Unisla, Bambang Eko Muljono mengatakan, penghimpunan dana Koin Muktamar berhasil mengumpulkan uang senilai Rp103 juta.
“Pengumpulan selama dua minggu, sejak minggu kedua November sampai 3 Desember menggunakan kardus keliling ke kelas-kelas dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas dengan izin Kepala Biro Keislaman dan Keaswajaan, izin dekan menemui mahasiswa hingga 3 Desember ditetapkan untuk dihitung,” kata Bambang Eko Muljono dihubungi NU Online, Rabu (8/12/2021) petang.
Ia mengatakan di Unisla ada 5.600 mahasiswa, 300 dosen dan 150 karyawan. “Alhamdulillah penggalangan ini memang hanya satu kali putaran. Kalau sampai dua putaran hasilnya di atas itu,” ujarnya.
Menurut Bambang, hal paling mendasar mengapa kampus yang dipimpinnya turut menggerakan Koin Muktamar karena kesadaran bahwa NU dibangun oleh para muassis (pendiri) untuk kemaslahatan bersama.
“Menjadi tugas Unisla turut menjaga paham Ahlussunah wal Jama’ah, dipikul bareng-bareng mengetuk kami untuk berpartisipasi dalam rangka Muktamar NU yang membutuhkan biaya besar. Ini harus dipikul bersama-sama,” tegasnya.
Disampaikan juga bahwa selama ini keluarga besar Unisla sedang mengkampanyekan 'NKRI harga mati'. Dengan turut berpartisipasi untuk kesuksesan Muktamar NU, menurut Bambang, adalah bagian dari menjaga 'NKRI harga mati'.
“Jangan-jangan selesai kuliah Anda kawin tidak menikmati Indonesia yang damai,” kata Rektor Bambang mengungkapkan apa yang sering dinasihatkan kepada mahasiswa.
Para mahasiswa tertarik untuk turut memberikan uang mereka bagi Koin Muktamar, karena Unisla juga mengedepankan kegiatan kampus bukan sekadar menimba ilmu. Mahasiwa juga diberikan pemahaman agar turut memikirkan nasib bangsa dan masyarakatnya ke depan.
Muktamar NU sebagai hajatan ormas Isam terbesar yang peduli dengan bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam suku, bahasa, adat, dan budaya. “Dalam belajar, mahasiswa tidak hanya mempelajari ilmu pengetahuan. Akan tetapi, juga Islam yang damai,” katanya.
Karena itu, semua yang terkait dengan kepentingan bangsa agar dipikirkan bersama. “Tidak hanya Koin Muktamar mahasiswa memiliki antusais tinggi (untuk terlibat),” imbuhnya.
Kampus Unisla mengantongi izin operasional pada tahun 2000. Saat ini Unisla mempunyai sembilan fakultas, 18 prodi, dua program pascasarjana, 2 diplomatika. “Ekonomi Manajemen, Program Informatika, Pendidikan Agama Islam, dan Akutansi,” kata Bambang menyebut empat program studi favorit di Unisla.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori