Sidoarjo, NU Online
Rasa syukur tidak terhingga diucapkan Wilda Al Aluf Arifin. Mahasiswi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) Jawa Timur tersebut meraih juara dua Duta ISNU Jatim 2019 yang digelar di Atrium Grand City Surabaya, Sabtu (16/11) lalu.
Dirinya tidak menyangka karena semua peserta memiliki talenta yang demikian menonjol. Pada tahap awal, Aluf, sapaan akrabnya berhasil menyisihkan 559, lalu terpilih menjadi 100 besar.
“Selanjutnya bersama peserta yang lain saya mengikuti karantina, hingga harus mengikuti elimination show seminggu ke depannya dan akhirnya terpilih menjadi juara dua,” katanya kepada NU Online, Selasa (19/11).
Dalam penilaiannya, ajang yang digelar Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur tersebut benar-benar menampilkan potensi terbaik.
“Sungguh di luar nalar, karena peserta dari daerah lain yang saya kenal sangatlah hebat. Tetapi, alhamdulillah harapan dan doa dari semua orang yang telah mensupport saya diijabah oleh Allah," ungkap mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar atau PGSD Unusida ini.
Ia mengikuti ajang untuk kali pertama digelar ini diberi tahu oleh salah satu senior organisasi di kampus, dan tiga hari sebelum penutupan baru mengirim persyaratan dan mengupload video di instagram.
“Lewat ajang ini berbagai tahap saya lalui dimana harus belajar lebih mendalami tentang sejarah NU, belajar public speaking dan diskusi bersama senior mengulas tentang Aswaja an-Nahdliyah,” ungkapnya.
Putri Zainal Arifin ini mengaku baru mengikuti ajang serupa di tingkat propinsi. Sedangkan untuk tingkat kampus dan kabupaten memang sudah pernah.
"Jika tingkat kampus dan kabupaten sudah pernah. Namun, di tingkat provinsi baru kali ini," ujarnya.
Ditanya mengenai harapan pada ISNU, dirinya menuturkan aghar salah satu badan otonom di NU tersebut menjadi wadah bagi kalangan muda intelektual harapan di masa mendatang.
"ISNU adalah wadah para pemuda intelektual yang menjadi pioner NU dalam mengembangkan potensi dirinya agar dapat menjawab tantangan zaman dimana saat ini NU sedang dipropaganda oleh kalangan yang tidak bertanggung jawab,” terangnya.
Karenanya, tidak ada pilihan lain agar keberadaan para sarjana nahdliyin terus menebarkan perubahan dan kedamaian di seantero bumi.
“Maka dari itu kaum mudalah yang menjadi agen of change untuk bangsa demi damai dan sejahteranya rakyat Indonesia dan menjadikan negara yang rahmatan lil alamin," katanya.
Di tempat terpisah, Ketua Pengurus Cabang (PC) ISNU Sidoarjo, H Sholehuddin memberikan apresiasi atas prestasi Aluf tersebut.
"Prestasi ini menambah deretan penghargaan Sidoarjo setelah dinobatkan sebagai PC ISNU terbaik 2018 dan 2019. Karena itu saya ucapkan selamat kepada saudari Aluf," ujar Wakil Ketua Badan Pelaksana Penyelenggara atau BPP Unusida itu.
Selain mengangkat nama baik almamater kampus, Aluf juga mengangkat citra Sidoarjo, khususnya ISNU Sidoarjo sebagai perpanjangan tangan penyelenggara.
"Dari kegiatan ini, ISNU makin dikenal di hati masyarakat Jawa Timur bahkan Indonesia. Saya turut bersyukur," ungkapnya.
Ia berencana melibatkan semua Duta ISNU perwakilan Sidoarjo yang masuk 100 besar dalam sosialisasi program ISNU di Sidoarjo. Sekaligus mengajak para sarjana NU untuk bergabung menjadi anggota.
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Aryudi AR