Warga Lumajang Berangsur Tinggalkan Pengungsian, Kembali ke Rumah Masing-Masing
Selasa, 18 Juli 2023 | 08:30 WIB
Warga terdampak banjir dan longsor di Lumajang saat masih berada di pengungsian. (Foto: LPBINU Lumajang)
Jakarta, NU Online
Sebagian besar warga Kabupaten Lumajang, Jawa Timur berangsur mulai kembali ke rumah masing-masing setelah lebih dari satu minggu mengungsi. Sebelumnya mereka harus diungsikan karena terdampak bencana alam banjir lahar dingin Gunung Semeru dan longsor yang terjadi di beberapa titik di Lumajang.
Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Lumajang, Jawa Timur, Ahmad Ali Su'ud menyampaikan, kembalinya warga ke kediamannya menyusul situasi dan kondisi Lumajang sudah cukup stabil.
"Iya. Pengungsi sudah mulai berangsur pulang ke rumahnya masing-masing," katanya saat dikonfirmasi NU Online terkait situasi pengungsi terkini, Senin (17/7/2023).
Ia menambahkan, warga Lumajang yang semula harus mengungsi saat ini belum semuanya meninggalkan titik pengungsian. Dari belasan tempat pengungsian yang tersebar di beberapa desa, satu di antara titik yang masih dihuni warga ada di Desa Nguter, Kecamatan Pasirian, Lumajang. Pengungsi masih bertahan lantaran rumahnya belum sepenuhnya bersih dari sisa material lumpur.
"Yang masih ada pengungsi itu di daerah Nguter. Itu masih ada beberapa warga yang mengungsi karena sebagian ada warga yang rumahnya belum bersih, masih ada lumpur di dalam rumahnya," jelas Su'ud, sapaan akrabnya.
Mayoritas masyarakat Lumajang, khususnya di wilayah terdampak banjir lahar dingin Gunung Semeru dan longsor beberapa hari lalu sudah mulai beraktivitas normal. Lumpur yang semula memenuhi jalanan dan beberapa tempat ibadah, kini sudah dadap digunakan kembali. "Di jalanan lumpur sudah bersih," terang Su'ud.
Termasuk kerusakan tanggul sungai yang ada di Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang sudah selesai diperbaiki. Tanggul ini menurut Su'ud, keberadaannya sangat membantu akan keselamatan warga bila di kemudian hari terjadi bencana susulan. Setidaknya, sekarang warga tidak begitu khawatir air sungai meluap sewaktu-waktu ke permukaan hingga ke permukiman warga.
"Tanggul Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh yang jebol sudah diperbaiki juga. Kalau tanggul itu tidak diperbaiki dan misalnya air datang lagi atau banjir lagi, maka akan menuju ke perkampungan di Dusun Sumber Kajar, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro," ujar Su'ud menjelaskan.
Sementara jembatan-jembatan yang rusak hingga sebagian terputus, Su'ud menyampaikan, sampai saat ini masih terus dilakukan perbaikan oleh pemerintah. Ia berharap pengerjaan perbaikan itu bisa segera rampung, sehingga masyarakat Lumajang bisa kembali mengaksesnya. Baik jembatan penghubung antardesa maupun antarkabupaten.
Adapun beberapa jembatan yang rusak akibat banjir lahar dingin gunung semeru dan longsor, di antaranya jembatan penghubung Desa Kloposawit dengan Desa Tumpeng Kecamatan Candipuro Lumajang, jembatan Kali Regoyo penghubung Desa Jugosari dengan Dusun Kebondeli Selatan (Jembatan Gantung), jembatan penghubung Lumajang-Malang di Desa Sidomulyo Kecamatan Pronojiwo, jembatan Limpas penghubung Desa Tumpeng dan Desa Nguter, dan jembatan-jembatan yang lain.
"Untuk jembatan yang putus sudah mulai dikerjakan oleh pemerintah," pungkas Su'ud.