Wujudkan Pesan Gus Yahya, 1.500 Pengurus NU di Kedu Temanggung Dilantik
Sabtu, 19 Agustus 2023 | 19:00 WIB
Ketua Ranting NU se-Kecamatan Kedu menerima dokumen SK kepengurusan masa Khidmah 2023-2027 pada Sabtu (19/8/2023) di lapangan Bandunggede Kedu Temanggung Jawa Tengah. (Foto: NU Online/Kendi Setiawan)
Temanggung, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) pernah menegaskan bahwa kepengurusan Nahdlatul Ulama di semua tingkatan harus valid dalam tiga hal. Yaitu, valid personal, valid proses kegiatan, dan valid administrasi.
Hal itulah yang coba diwujudkan oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Upaya menghabiskan waktu sekitar 1,5 tahun itu pun membuahkan ketiga validasi tersebut.
Bukan hanya di tingkat MWCNU, kepengurusan juga membuktikan eksistensinya hingga tingkat ranting dan anak ranting. Para personal pengurus itu dilantik secara serentak pada Sabtu (19/8/2023) di Lapangan Bandunggede, Kedu.
Pelantikan tersebut sebenarnya mengusung judul Pelantikan 1.000 Pengurus Ranting dan Anak Ranting Se-Kecamatan Kedu Masa Khidmah 2023-2028. Namun, jumlah personal pengurus berdasarkan catatan panitia mencapai 1.500 orang.
“Sebanyak 1.500 pengurus ranting dan anak ranting dilantik pada hari ini,” kata Ketua MWCNU Kedu, Gus Nurul Yaqin. Para pengurus berasal dari 355 orang pengurus ranting dan 1.145 personal dari anak ranting.
Di Kecamatan Kedu ada 14 desa atau ranting dengan 105 dusun, yang kemudian terbentuk 92 anak ranting NU. Dari 14 desa atau ranting dengan 10 dusun, ada 2 kepengurusan anak ranting, sementara kepengurusan rantingnya belum mengikuti pelantikan. Namun, ada 23 pengurus anak ranting yang telah aktif tersebut yang mengikuti pelantikan.
Gus Nurul Yaqin yang sempat berkiprah di Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU) Temanggung, mengatakan kepengurusan hingga anak ranting sangat perlu. Sebab, amaliah ibadah mayoritas warga Kedu adalah NU. Hanya saja, terkadang ada yang tidak ingin disebut NU apalagi menjadi pengurus.
Dia juga mendapati fakta misalnya tokoh di desa-desa yang ‘sangat NU’ tapi karena kurang percaya diri, enggan masuk sebagai pengurus NU meski di tingkat ranting. Padahal, setiap RT itu rutin ada tahlilan, yasinan, selapanan, manaqiban. Itu semua adalah apa yang diajarkan oleh para kiai dan masyayikh NU.
“Nah, kami ingin mengembalikan itu kepada pengurus NU. Caranya dengan mengajak mereka, para tokoh di desa-desa, di dusun-dusun, di RT-RT masuk di struktural NU,” ungkapnya dalam perbincangan dengan NU Online sehari sebelumnya.
Validasi butuh 1,5 tahun
Di sisi lain, terkadang ada personal pengurus yang sekadar tercatat namanya. Tetapi, orangnya entah di mana atau kurang aktif. Mengantisipasi hal ini, MWCNU Kedu telah melakukan validasi ke tiap-tiap personal. Itu sebabnya proses menyiapkan kepengurusan yang valid memerlukan waktu 1,5 tahun.
Pengasuh Pesantren Karang Santri itu sepakat dengan anggapan bahwa pengurus dan aktivis NU di desa-desa, di dusun-dusun, bahkan di tingkat RT adalah pengurus yang langsung berhadapan dengan umat atau warga NU.
“Mereka yang setiap hari bersama warga, menyapa warga dalam berbagai urusan amaliah, juga menjadi penasihat kepada warga,” kata Gus Nurul.
“Jika Ketum PBNU Gus Yahya konsisten dengan gagasan dan gerakan membangun peradaban dengan perdamaian dunia di tingkat internasional, kami yang di MWCNU, di ranting dan anak ranting sebagai akarnya,” kata Gus Nurul.
Pelantikan Pengurus Ranting dan Anak Ranting Se-Kedu Masa Khidmah 2023-2028 juga dihadiri Ketua PWNU Jawa Tengah KH Muzamil, Bupati Temanggung HM Al-Khadziq, Ketua PCNU Temanggung KH Muhammad Furqon dan sejumlah tokoh lainnya.
Di arena pelantikan juga disediakan bazar atau stand UMKM. Memeriahkan acara ini digelar juga Gebyar Shalawat pada Sabtu malam, Pentas Seni Lesbumi MWCNU Kedu pada Ahad (20/8/2023), dan Kontes Sound System pada Senin (21/8/2023).