Salah satu hewan yang senantiasa setia menemani Abu Nawas ialah keledai. Bahkan di saat-saat genting menghadapi Baginda Raja, keledai dimanfaatkan Abu Nawas sebagai solusi.
Seperti ketika Abu Nawas diusir keluar kampung karena menurut penasihat Raja, Abu Nawas akan mendatangkan musibah. Hal itu disadarkan atas mimpi sang raja yang diputuskan oleh penasihat.
Salah satu hukuman Abu Nawas ialah dilarang kembali ke kampung dengan menaiki keledai. Jika melanggar, maka Abu Nawas akan kena hukuman berat.
Singkatnya, masyarakat gembira Abu Nawas telah kembali ke kampung. Begitu juga dengan sang raja dan punggawa istana. Tetapi senangnya orang-orang istana karena bakal menghukum Abu Nawas.
Kegembiraan orang-orang istana buyar, karena Abu Nawas kembali ke kampung tidak menaiki keledai. Melainkan Abu Nawas bergelantungan di bawa perut keledai sehingga tidak bisa dikatakan menaiki keledai. Abu Nawas selamat dari hukuman raja.
Ada kalanya Abu Nawas juga kesal dengan keledainya. Suatu hari Abu Nawas memukuli keledainya di tempat terpencil.
Apa yang dilakukan Abu Nawas tersebut dilihat oleh seorang pria. Pria tersebut bertanya: "Mengapa anda memukuli binatang yang lemah?"
"Maaf, apakah dia anggota keluarga Anda?" seloroh Abu Nawas. (Ahmad F)