Setelah kegiatan Yasinan di serambi Masjid, Pak Mudin mengumpulkan para pengurus ketakmiran untuk bermusyawarah. Ia menyampaikan bahwa jadwal imam dan khatib Jumat untuk tahun ini sudah habis sehingga perlu dibuat jadwal baru.
Pak Mudin menjelaskan bahwa sebagian imam dan khatib yang sudah biasa bertugas bisa dilanjutkan jadwalnya. Namun ada beberapa lainnya yang harus diganti karena meninggal dan sudah pindah rumah ke luar daerah.
Di saat itulah mereka bingung untuk mencari pengganti para imam dan khatib tersebut. Namun tiba-tiba Somad, pengurus yang memang terkenal pintar mencairkan suasana rapat, angkat bicara. Ia mengusulkan Pak Haji Amin untuk menjadi imam.
“Selain sudah pernah haji, Pak Haji Amin juga pernah menjadi Imam di Masjidil Haram,” kata Somad meyakinkan pengurus lainnya.
“Ah… yang benar saja, Kang Somad?” tanya Pak Mudin penasaran.
“Iya pak. Kalau nggak percaya, tanya saja sama pak Haji Rohmat yang berangkat haji bareng,” jawab Shomad sambil menunjuk Haji Rohmat yang juga hadir pada rapat tersebut.
Mendengar itu Pak Haji Rohmat pun angkat bicara. “Betul, Pak Haji Amin pernah menjadi Imam di Masjidil Haram. Yang jadi makmumnya waktu itu saya sama pak Haji Idris,” jawabnya. (Muhammad Faizin)