Jakarta, NU Online
Dua anak Palestina dibunuh oleh pasukan pendudukan Israel di Jenin, Tepi Barat yang diduduki pada Rabu (29/11/2023).
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa dua anak tersebut adalah Adam Samer Al-Ghoul (8) dan Basil Suleiman Abu Al-Wafa (15) yang tewas akibat ditembak oleh pasukan pendudukan Israel di Jenin.
Serangan pasukan Israel kepada dua korban tersebut terekam dalam CCTV yang beredar di media sosial. Di rekaman yang berbeda, tampak kedua anak laki-laki tersebut mencoba melarikan diri, namun sayangnya tertembak.
Pasukan pendudukan melanjutkan agresi mereka terhadap kamp Jenin, di mana mereka meluncurkan aksi penangkapan besar-besaran dan mengevakuasi warga di wilayah Damj dari rumah mereka.
Dalam laporan WAFA, pasukan pendudukan memaksa penduduk wilayah Damj dengan todongan senjata untuk meninggalkan rumah mereka setelah menghancurkan rumah-rumah dan jalan-jalan di lingkungan itu. Pasukan Israel juga mengebom sebuah rumah dari pesawat tanpa awak.
Pasukan pendudukan melakukan penangkapan besar-besaran di kamp Jenin bahkan sejak Selasa (28/11/2023).
Buldoser Israel memasuki kota dari beberapa titik, mengerahkan penembak jitu di atap beberapa bangunan, menghancurkan infrastruktur, termasuk jaringan air, listrik, dan menyebabkan kerusakan beberapa kendaraan di kamp.
Pasukan pendudukan juga menculik salah satu orang yang terluka dari ambulans saat sedang diangkut ke rumah sakit. Parahnya, Israel juga terus mengepung Rumah Sakit Ibn Sina, mencegah yang terluka dan sakit mencapai rumah sakit, menurut Direktur Rumah sakit Wissam Bakr.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Al-Razi Fawaz Hammad mengatakan, seorang pemuda ditembak di bahu oleh pasukan pendudukan, sementara tiga warga terluka oleh tembakan tentara pendudukan.
Sejak meletusnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, Tepi Barat telah mengalami peningkatan kekerasan secara drastis oleh pasukan Israel. Ribuan warga sipil ditangkap dan lebih dari 200 orang Palestina terbunuh.
Sementara itu, total korban tewas oleh serangan Israel di Gaza dan Tepi Barat mencapai lebih dari 15.000 jiwa, termasuk 6.000 anak-anak dan 4.000 wanita. Lebih dari 39 ribu orang dilaporkan luka-luka.