Akibat Serangan Israel, Hampir 29 Ribu Warga Palestina Terbunuh
Jumat, 16 Februari 2024 | 17:45 WIB
Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, Gaza, juga mendapat kecaman Israel pada bulan Desember ketika menyerang departemen pediatrik. (Foto: Anadolu/Belal Khaled)
Jakarta, NU Online
Perang Israel dan Hamas di Gaza, Palestina memasuki hari ke-131 pada Kamis (15/2/2024) kemarin. Hampir 29 ribu warga sipil Palestina terbunuh oleh agresi Israel sejak perang yang meletus pada 7 Oktober 2023 lalu.
Menurut laporan Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), jumlah korban tewas Palestina sejak perang yang meletus pada 7 Oktober 2023 lalu telah mencapai angka nyaris 29 ribu jiwa dengan lebih dari 72 ribu korban luka-luka.
Militer Israel dilaporkan telah membunuh 28.576 warga Palestina. PCBS mencatat bahwa 28.970 korban jiwa berada di Jalur Gaza, sementara 394 korban jiwa terdapat di Tepi Barat. Korban anak-anak dilaporkan mencapai 12.345.
Pasukan Israel dilaporkan terus melancarkan serangan ke kompleks medis Nasser di Khan Younis, Gaza Selatan.
Direktur Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengaku pihaknya hilang kontak dengan personel Rumah Sakit Nasser selama empat hari.
"Akses ke rumah sakit masih terhambat - tidak ada koridor aman bagi mereka yang membutuhkan. Dua misi WHO telah ditolak dalam empat hari terakhir dan akmi kehilangan kontak dengan personel rumah sakit," ungkap Tedros melalui akun sosial media X-nya.
Ia mengatakan bahwa Nasser merupakan tulang punggung sistem kesehatan di Gaza Selatan yang harus dilindungi.
"Rumah sakit harus dijaga agar dapat menjalankan fungsi penyelamatan nyawa. Mereka tidak boleh dimiliterisasi atau diserang," katanya.
Menurut laporan Kantor Berita WAFA, tiga pasien di unit perawatan intensif di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, meninggal pagi ini waktu setempat karena gangguan pasokan oksigen yang disebabkan oleh pemadaman listrik di tengah pengepungan rumah sakit Israel yang berkelanjutan.
Selain itu, laporan menunjukkan dua wanita telah dipaksa untuk melahirkan dalam kondisi tidak manusiawi tanpa listrik, air, makanan, atau pemanas di dalam rumah sakit.
Rumah sakit juga berada di tengah ancaman menipisnya pasokan bahan bakar yang bakal terjadi dalam waktu dekat. Blokade Israel menimbulkan ancaman bagi kehidupan pasien dan anak-anak yang rentan di kompleks tersebut. Administrasi rumah sakit menyalahkan pendudukan Israel atas kesejahteraan pasien dan tim medis, mendesak semua lembaga internasional untuk segera campur tangan dan menyelamatkan mereka yang berada di kompleks medis.
Sebelumnya, pasukan pendudukan Israel juga dilaporkan memaksa administrasi Kompleks Medis Nasser untuk merelokasi 95 tenaga kesehatan, 11 keluarga, 191 pasien, dan 165 orang yang menemani orang-orang terlantar ke Gedung Nasser yang lama pada Kamis (15/2/2024).
Sebagai wujud kepedulian bagi warga Palestina, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan dana kemanusiaan yang dapat disalurkan melalui NU Online Super App di fitur Zakat & Sedekah atau lewat tautan https://applink.nu.or.id/donation.