Aktivis Sharif Osman Hadi Meninggal, Bangladesh Peringati Hari Berkabung Nasional
Ahad, 21 Desember 2025 | 21:30 WIB
Warga Bangladesh mengiringi pemakaman Osman Had di masjid pusat Universitas Dhaka. (Foto: tangkapan layar video Al Jazeera)
Jakarta, NU Online
Sharif Osman Hadi, seorang aktivis pemimpin demonstrasi mahasiswa tahun 2024 yang menggulingkan Perdana Menteri Sheikh Hasina, dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Umum Singapura (SGH), pada Kamis (18/12/2025).
Menurut pernyataan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Singapura, Sharif Osman Hadi dievakuasi melalui udara dari Bangladesh ke Unit Perawatan Intensif Bedah Saraf Rumah Sakit Umum Singapura (SGH) pada 15 Desember 2025 untuk menerima perawatan medis darurat.
"Meskipun telah dilakukan upaya terbaik oleh para dokter dari SGH dan Institut Neurosains Nasional, Hadi meninggal dunia akibat luka-lukanya pada tanggal 18 Desember 2025." Demikian bunyi pernyataan tersebut sebagaimana dikutip NU Online dari situs Badan Pemerintah Singapura.
Al Jazeera melaporkan, pada Sabtu (20/12/2025), puluhan ribu orang membanjiri area sekitar gedung parlemen Bangladesh di ibu kota, Dhaka, sebelum Osman Hadi dimakamkan di masjid pusat Universitas Dhaka.
Pemimpin sementara Bangladesh, Muhammad Yunus, telah menetapkan Sabtu tersebut sebagai Hari Berkabung Nasional untuk menghormati Hadi, dengan bendera nasional dikibarkan setengah tiang dan doa khusus direncanakan di seluruh negeri.
Yunus mengatakan bahwa Hadi dimakamkan di samping penyair nasional Kazi Nazrul Islam.
“Kalian ada di hati kami, dan kalian akan tetap berada di hati seluruh rakyat Bangladesh selama negara ini masih ada,” ujarnya kepada hadirin dalam pidatonya.
Yunus mengatakan bahwa pemakaman tersebut sebagai janji kolektif untuk menjunjung tinggi cita-cita yang telah diperjuangkannya.
"Hari ini, kami datang untuk berjanji kepada Anda (Hadi) bahwa kami akan memenuhi apa yang Anda perjuangkan," ungkapnya.
Surat kabar The Daily Star melaporkan bahwa sejumlah pejabat Universitas Dhaka dan tokoh-tokoh politik terkemuka juga turut hadir dalam pemakaman Hadi, termasuk pemimpin gerakan Inqilab Moncho pimpinan Hadi dan ketua Partai Warga Negara Nasional.
Reuters merilis berita bahwa pekan lalu, Sharif Osman Hadi, yang merupakan kandidat Pemilu ditembak di kepala oleh penyerang bertopeng di Dhaka saat meluncurkan kampanyenya untuk pemilihan yang akan diadakan pada bulan Februari 2026.
Human Rights Watch, kelompok hak asasi manusia, menyebut pembunuhan Hadi sebagai tindakan mengerikan dan mendesak pemerintah untuk bertindak segera guna menghentikan kekerasan yang telah mencengkeram negara itu sejak penggulingan Hasina.
Kelompok tersebut juga mengutuk serangan terhadap media sebagai ruang kebebasan berekspresi. Mereka mengatakan bahwa serangan berkelanjutan terhadap jurnalis dan aktivis dapat semakin mempersempit ruang sipil menjelang pemilihan. Mengingat Bangladesh berada di peringkat 149 dari 180 negara dalam Indeks Kebebasan Pers Dunia.
Amnesty International juga turut mendesak penyelidikan independen dan segera atas pembunuhan Hadi dan kekerasan yang terjadi setelahnya, termasuk pembakaran kantor surat kabar dan pelecehan terhadap jurnalis.
Kematian Hadi memicu banyak protes, dilaporkan bahwa demonstrasi berlanjut hingga hari Jumat (19/12/205) di daerah Shahbagh di ibu kota. Massa menuntut keadilan untuk Hadi dan pertanggungjawaban atas serangan tersebut. Sekelompok massa juga dilaporkan menyerbu kantor Udichi Shilpigosthi di Dhaka, organisasi budaya progresif terkemuka di Bangladesh.
Kerusuhan semakin menyebar luas ke luar ibu kota. Di Chittagong, para pengunjuk rasa menyerang Kantor Asisten Komisi Tinggi India, yang mencerminkan meningkatnya sentimen anti-India sejak Hasina melarikan diri ke New Delhi setelah penggulingannya.
Partainya, Liga Awami, yang dilarang ikut serta dalam pemilihan, juga telah mengancam akan melakukan kerusuhan yang dikhawatirkan sebagian pihak dapat menggagalkan pemungutan suara.