Bangladesh Blokir Akses Internet di Kamp Pengungsian Rohingya
Rabu, 11 September 2019 | 11:45 WIB
Pemerintah Bangladesh memutus akses internet 3G dan 4G di kamp-kamp pengungsian Rohingya yang ada di sepanjang perbatasan negeri itu. Langkah ini merupakan upaya Bangladesh untuk membangun komunikasi lanjutan dengan para pengungsi, menyusul Bangladesh gagal mengirim balik para pengungsi Rohingya ke Myanmar beberapa waktu lalu.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Operator Telekomunikasi Seluler Bangladesh, SM Farhad, mengatakan, pemerintah telah memerintahkan operator untuk memutus jaringan 3G, 4G, dan LTE di kamp-kamp Rohingya di Teknaf dan Ukhia. Namun demikian, layanan 2G tidak diputus. Sebagaimana diketahui, ada puluhan kamp-kamp pengungsian yang kondisinya memprihatinkan di dua wilayah yang sama-sama ada di distrik Cox’s Bazar itu.
“Layanan 2G akan tetap aktif,” kata Farhad, dikutip AFP, Rabu (11/9).
Meski jaringan 2G tetap dibuka –sementara layanan 3G, 4G, dan LTE ditutup, namun orang-orang di kamp-kamp pengungsian tidak mungkin bisa mengakses internet. Tidak hanya itu, operator juga menghentikan penjualan kartu perdana di area sekitar kamp.
Pada 3 September lalu, otoritas Bangladesh juga memerintahkan perusahaan telepon untuk sementara waktu menutup akses seluler di kamp-kamp pengungsian dengan alasan keamanan.
Kelompok HAM Human Rights Watch (HRW) menilai, langkah Bangladesh tersebut malah hanya akan memperburuk keadaan. Mereka mendesak otoritas Bangladesh untuk segera memulihkan jaringan internet di kamp-kamp pengungsian.
“Pihak berwenang harus mengambil pendekatan intelektual alih-alih bereaksi berlebihan terhadap ketegangan dan protes dengan mengisolasi para pengungsi Rohingya di kamp-kamp," kata HRW.
Sebelumnya, otoritas Bangladesh sudah menyediakan lima bus dan 10 truk untuk mengangkut para pengungsi Rohingya dari Teknaf, Bangladesh ke negara bagian Rakhine, Myanmar, pada Kamis (22/8) lalu. Namun, para pengungsi Rohingya tidak ada yang muncul ketika kendaraan sudah disiapkan.
“Kami sudah menunggu sejak jam 9 pagi. Tapi tak ada yang muncul,” kata petugas Bangladesh yang bertanggung jawab di Teknaf, Khaled Hossain, diberitakan AFP.
Para pengungsi Rohingya yang hendak dipulangkan itu mengaku khawatir akan dimasukkan ke dalam kamp khusus ketika mereka tiba di Myanmar. Mereka tidak berani pulang sebelum ada jaminan keselamatan dan pemberian kewarganegaraan.
Pewarta: Muchlishon
Editor: Alhafiz Kurniawan