Cerita Puasa PMI Hongkong, dari Surat Dokter hingga Diet
Rabu, 19 Maret 2025 | 20:00 WIB
Hongkong, NU Online
Di negara yang mayoritas penduduknya Muslim, ibadah puasa dapat dijalankan tanpa hambatan. Meskipun demikian, hal ini berbeda saat berada di negara yang warga muslimnya hanya minoritas.
Setidaknya, inilah yang dialami Sebagian Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Hongkong. Tidak semua majikan memperbolehkan Pekerja Rumah Tangga (PRT) berpuasa. Alasannya beragam, tetapi secara umum para majikan di Hongkong khawatir jika pembantunya berpuasa nantinya akan sakit atau bahkan bisa menyebabkan kematian.
Meskipun demikian, Umi, PMI asal Banyuwangi, menuturkan bahwa tidak semua majikan kaku. Terkadang, katanya, ada PMI yang kurang bisa memberikan penjelasan dan pengertian, atau malah takut bilang kepada majikannya.
“Menurut saya banyak juga majikan yang baik, buktinya saya sendiri, ketika majikan saya jelaskan tentang puasa dan ibadah orang Muslim, dia mau mengerti dan saya diberikan kebebasan untuk iabadah puasa, shalat, bahkan masak sendiri dengan peralatan masak baru yang diberikan khusus oleh majikan,” cerita perempuan yang sudah lebih dari dua windu di Hongkong ini saat ngobrol santai di Majelis Taklim Yuen Long, pada Sabtu (15/3/2025).
Sementara itu, Ust Agus Syafi’i yang mengaku sudah lebih dari 3650 hari di Hongkong ini menuturkan, para majikan yang mungkin belum mengenal banyak terhadap Islam rata-rata khawatir jika terjadi gangguan kesehatan terhadap pembantunya jika harus tidak makan sampai seharian.
Ia juga menyampaikan bahwa hal ini terjadi tidak pada semua majikan. Ada sejumlah majikan yang bisa toleransi dan memperbolehkan pembantunya untuk berpuasa dan menjalankan ibadahnya.
“Dalam menanggapi pembantu yang menjalankan puasa, respons majikan di Hongkong ini beragam, ada yang toleransi sampai ada juga yang antipati," katanya.
Mereka yang toleran dan moderat karena sudah mengenal Islam dari media sosial. Termasuk hal unik, ada Sebagian majikan memperbolehkan pembantunya berpuasa dengan syarat harus pergi ke dokter dan membuat surat pernyataan yang isinya jika terjadi sesuatu pada dirinya maka di luar tanggung jawab majikan.
"Ini saking khawatirnya mereka. Karena jika terjadi suesuatu dengan pembantunya para majikan akan berurusan dengan hukum Hongkong yang notabenenya ditegakkan dengan sangat ketat," ujarnya.
Kisah yang sama datang dari Nurul Istiqomah yang biasa dipanggil bunda Nuris. Ketua Majelis Persatuan Dakwah Victoria (PDV) ini menuturkan bahwa ada sebagian PMI yang secara diam-diam berpuasa. Jika ditanya majikannya kenapa tidak makan, maka dia menjawab diet.
“Orang sini paling takut kalau tidak makan sehari bisa sakit atau mati, bahkan ada majikan yang bilang ke pembantunya yang sedang berpuasa, boleh tidak makan tapi harus minum yang banyak”, tutur Bunda Nuris saat ngobrol santai usai kajian Ramadhan di Victoria Park.
Kontributor: H Nor Khalim, Dai Go Global LD-PBNU- Hongkong