Ibadah Puasa Tingkatkan Kesabaran, Wujud Nyata Toleransi Antarmanusia
Jumat, 14 Maret 2025 | 11:00 WIB
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mahbub Maafi menyampaikan bahwa ibadah puasa dapat meningkatkan kesabaran dan sebagai wujud nyata dari toleransi antarmanusia.
“Bulan Ramadhan, bulan puasa ini sering disebut bulan yang penuh kesabaran karena memang faktanya menahan diri untuk kita tidak makan dan minum, begitu juga melakukan hubungan badan atau memenuhi syahwat di mulai dari terbitnya matahari sampai tenggelamnya matahari,” ujarnya dalam Kajian Dzuhur di Masjid An-Nahdlah PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Kamis (13/3/2025).
Kiai Mahbub menyatakan, orang yang berpuasa disebut juga sebagai shaabirun yang berarti orang yang sabar.
Menurutnya, kesabaran yang dilatih selama Ramadhan ini menjadi bentuk nyata dari toleransi antarmanusia, salah satunya karena bersabar menghadapi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah puasa.
Kiai Mahbub menjelaskan, orang-orang yang tidak diwajibkan menjalankan ibadah puasa di antaranya anak-anak kecil, orang yang sudah tua atau lansia, dalam perjalanan jauh atau musafir, perempuan dalam keadaan haid dan nifas.
“Kita juga perlu memberikan toleransi kepada mereka (orang yang tidak berpuasa), jangan tiba-tiba kita marah-marah misalnya kamu enak tidak puasa,” katanya.
“Kita perlu saling menghormati antara yang berpuasa dan tidak berpuasa. Sebaiknya orang yang tidak berpuasa juga dituntut untuk menghormati dan diminta untuk menghormati kepada orang yang berpuasa,” lanjutnya.
Berdasarkan hadits riwayat Anas ra, Rasulullah bersama rombongan pernah melakukan perjalanan yang jauh atau musafir, ada di antara rombongannya yang tidak berpuasa dan ada juga yang berpuasa.
“Anas ra pernah menyatakan kami pernah melakukan perjalanan menjadi musafir bersama Rasulullah, di antara rombongan kami ada yang berpuasa ada yang tidak berpuasa,” ucapnya.
Kiai Mahbub menambahkan bahwa rombongan Anas ra bersama Rasulullah saling bertoleransi antara orang yang berpuasa dan tidak berpuasa.
“Tapi orang yang berpuasa tidak mencela orang yang tidak berpuasa sementara begitu juga sebaliknya orang yang yang tidak berpuasa tidak juga mencela orang yang berpuasa. Artinya ada rasa tenggang rasa, ada rasa saling menghormati,” katanya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Ini Amal dengan Pahala Terbaik bagi Orang Puasa Ramadhan
2
Khutbah Jumat: Nuzulul Qur’an dan Perintah Membaca
3
Presiden Prabowo Tanda Tangani PP Nomor 11 2025 tentang Pencairan THR dan Gaji Ke-13 ASN
4
Khutbah Jumat: Nuzulul Qur’an dan Anjuran Memperbanyak Tadarus
5
Khutbah Jumat: Ramadhan, Bulan Turunnya Kitab Suci
6
Khutbah Jumat: Melihat Tabiat Buruk Manusia dalam Al-Quran
Terkini
Lihat Semua