DK PBB Sambut Baik Inisiatif Saudi untuk Mengakhiri Krisis Yaman
Ahad, 18 April 2021 | 08:00 WIB
Pendukung milisi Houthi ikut ambil bagian dalam aksi unjuk rasa di Ibu Kota Sanaa, Yaman pada 21 September 2019. (Foto: Mohammed Huwais/AFB/Getty Images via foreignpolicy)
Riyadh, NU Online
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) telah menyambut baik inisiatif damai Arab Saudi untuk mengakhiri konflik yang terjadi di Yaman dan mencapai solusi politik atas kriis tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, DK PBB mengatakan bahwa inisiatif damai Saudi sejalan dengan proposal perdamaian yang digagas Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffith. Seperti diberitakan Arab News, Sabtu (17/4), proposal damai yang digagas Saudi mensyaratkan gencatan senjata nasional, pembukaan kembali Bandara Internasional Sanaa, mengizinkan impor bahan makanan dan bahan bakar melalui Pelabuhan Hudaibah.
Diindikasikan, DK PBB meminta semua pihak yang terlibat dalam konflik Yaman untuk terlibat secara konstruktif dengan Utusan Khusus PBB dan bernegosiasi tanpa syarat. Sehingga gencatan senjata di seluruh negeri dan penyelesaian politik yang komprehensif sesuai Resolusi PBB yang relevan bisa segera diwujudkan.
DK PBB juga mendesak wanita dan pemuda Yaman untuk ikut berpartisipasi dalam pembicaraan tersebut. Lebih dari itu, DK PBB juga meminta kepada pihak Yaman untuk terus menerapkan ketentuan Perjanjian Riyadh.
Sebelumnya, para anggota DK PBB mengecam serangan lintas batas baru-baru ini yang dilancarkan oleh milisi Houthi di Arab Saudi. Mereka juga menyerukan agar eskalasi Houthi yang di-back up Iran terhadap Kota Marib diakhiri.
Sebagaimana diketahui, konflik Yaman telah berlangsung sejak 2014 lalu, setelah kelompok Houthi—yang mengaku memerangi pemerintahan yang korup- berhasil menguasai sebagian besar wilayah Yaman termasuk Ibu Kota Sanaa. Setahun berselang, Koalisi pimpinan Arab Saudi melakukan intervensi untuk memulihkan pemerintahan yang sah di Yaman.
Sejak saat itu, konflik Yaman semakin memburuk. Bahkan, PBB menilai bahwa konflik Yaman menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Dilaporkan, 80 persen dari populasi Yaman membutuhkan perlindungan dan bantuan kemanusiaan. Sedikitnya 400 ribu anak di bawah usia 5 tahun di Yaman dapat meninggal karena kelaparan tahun ini jika tidak ada intervensi.
Selain itu, 2,3 juta anak di bawah 5 tahun diperkirakan akan menderita kekurangan gizi akut pada 2021. Malnutrisi akut di antara anak-anak dan ibu-ibu di Yaman meningkat setiap tahun akibat konflik. Semakin diperparah karena tingginya tingkat penyakit dan meningkatnya tingkat kerawanan pangan. Sekitar 1,2 juta wanita hamil atau menyusui diproyeksikan mengalami kekurangan gizi akut tahun ini.
Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad