Dunia Tolak Usulan Donald Trump Pindahkan Warga Gaza ke Mesir dan Yordania
Selasa, 28 Januari 2025 | 17:00 WIB
Foto udara yang diambil dengan drone menunjukkan warga Palestina berjalan melewati kehancuran akibat serangan udara dan darat Israel di Gaza. (Foto: AP/Mohammad Abu Samra)
Jakarta, NU Online
Presiden Amerika Serikat Donald J Trump meminta kepada Raja Abdullah II dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi untuk dapat menampung warga Gaza, Palestina. Hal ini karena menurutnya, Gaza telah selesai karena hancur-lebur.
“Karenanya, saya lebih memilih untuk terlibat dengan beberapa negara Arab dan membangun perumahan di lokasi yang berbeda di mana mereka mungkin bisa hidup dengan damai untuk perubahan,” kata Trump sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, pada Selasa (28/1/2025).
Pernyataan Trump itu langsung menuai penolakan dari seluruh penjuru dunia. Pemerintah Yordania yang dihubungi langsung mengenai hal tersebut dengan tegas menolaknya.
Penolakan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Hussein Safadi. Ia menjelaskan bahwa posisi Yordania dalam mengusung perdamaian di wilayah itu adalah dengan solusi dua negara.
“Penolakan terhadap relokasi itu sudah final dan tidak dapat berubah,” kata pria kelahiran 62 tahun yang lalu itu.
Safadi menegaskan bahwa tanah Palestina milik orang-orang Palestina, sedangkan Yordania milik bangsa Yordania.
Senada, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyampaikan bahwa penduduk Palestina tidak boleh dikeluarkan dari Gaza. Juru bicara Kementerian menekankan bahwa posisi Berlin di Uni Eropa dan kemitraannya dengan Arab dan PBB menegaskan bahwa warga Palestina tidak dapat dipaksa keluar dari Gaza.
Lebih lanjut, Jerman juga menekankan bahwa Gaza harus secara permanen tidak lagi diduduki dan dijajah Israel. Hal ini sebagaimana dilansir WAFA.
Penolakan juga ditegaskan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengambil posisi bersebrangan dalam pemaksaan relokasi penduduk Gaza.
Hal demikian disampaikan Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujjaric pada Senin (27/1/2025) sebagaimana dilansir WAFA.
Hal serupa disampaikan Liga Arab yang menegaskan akan berdiri teguh dalam mendukung posisi Mesir dan Yordania, yang menolak usulan yang diajukan terkait pengusiran warga Palestina.
Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menegaskan bahwa Liga Arab menolak segala usulan yang berklausul pengusiran terhadap warga Palestina.
Sebagaimana diketahui, puluhan ribu warga Gaza berbondong-bondong pulang dari pengungsian ke tempat tinggalnya di Gaza bagian utara melalui Jalan Rashid dan Jalan Salah al-Din pada Senin (27/1/2025) pagi.
Kepulangan yang dinanti-nanti itu tiba setelah 15 bulan tak lagi menginjakkan kaki di tanah mereka. Rona bahagia pun terpancar di wajah mereka yang rela berjalan kaki sejauh setidaknya 7 km sembari membawa berbagai macam barang dalam tas dan karung yang ditenteng, dipanggul, digendong, dan lainnya.