Gus Nadir: Muslim di Negara Minoritas Sudah Ada di Zaman Nabi
Sabtu, 2 April 2022 | 06:45 WIB
Jakarta, NU Online
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan mengadakan Kajian Literatur Islam (Kalis) dengan menghadirkan Rais Syuriyah PCINU Australia dan Selandia Baru, KH Nadirsyah Hozen (Gus Nadir), Jumat (1/4/2022).
Baca Juga
Jalan Dakwah Nadirsyah Hosen
Acara kajian dan dialog interaktif ini diadakan secara daring dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, diikuti oleh diaspora baik kalangan pelajar dan pekerja.
Tema yang dibahas pada dialog interaktif kali ini yaitu problematika dan bagaimana warga negara Indonesia Muslim yang sedang menetap di negeri minoritas Muslim seperti di Taiwan agar tetap optimal dalam menjalani ibadah bulan di Ramadhan.
Pada kesempatan itu Gus Nadir membeberkan bahwa kemudahan dalam beribadah baik dari sisi sarana tempat atau pun kegiatan di negara minoritas Muslim tidak seseluasa ketika berada di Indonesia. Umat Islam yang berada di Taiwan ketika bulan Ramadhan tentu tidak mudah untuk menemukan tempat ibadah untuk shalat Tarawih seperti di Indonesia.
Gus Nadir menekankan bahwa kaum Muslim yang menjadi minoritas tidak hanya terjadi pada era modern saja. Pada era terdahulu, ada masa juga Muslim menjadi kaum minoritas pada suatu bangsa.
"Di masa sebelum Nabi (Muhammad) ada juga daerah-daerah yang masyarakatnya tidak mengikuti ketentuan Tuhan, jadi problem mayoritas minoritas ini juga problem klasik," ungkap Gus Nadir.
Di dalam Al-Qur'an, lanjut dia, banyak sekali bukti bahwa kaum Muslim menjadi minoritas. Banyak ayat Al-Qur'an yang menceritakan azab bagi umat-umat nabi terdahulu. Hal ini menjadi bukti bahwa saat itu kaum Muslim menjadi minoritas, seperti umat Nabi Nuh as atau Nabi Yunus as.
Begitu juga puasa, ibadah ini bukanlah hal baru pada era Nabi Muhammad saw, karena di dalam Surat Al-Baqarah ayat 183, Allah swt menjelaskan bahwa kewajiban puasa juga diperintahkan umat-umat sebelum Nabi Muhammad saw.
Gus Nadir juga memberikan nasihat kepada diaspora Muslim di negara barat untuk tidak berkecil hati dalam menghadapi bulan Ramadhan. Meskipun ujian yang dihadapi mereka lebih banyak dibandingkan umat Muslim di negeri Muslim yang mayoritas, pahala yang didapatkan akan lebih besar dibandingkan mereka yang memiliki akses mudah dalam beribadah.
"Semakin banyak godaan semakin banyak pahala," ucap Gus Nadir.
Acara tersebut menjadi acara perdana Lakpsedam NU Taiwan. Untuk diketahui, Lakpesdam NU Taiwan merupakan lembaga baru di PCINU Taiwan. Adanya lembaga baru ini diharapkan mampu menjadi penyokong kaderisasi internal NU Taiwan dan membahas isu-isu strategis yang sedang terjadi untuk menjadi pijakan kebijakan di organisasi NU.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan