Habib El-Rahman dan M Iskandar Dzulqornain Pimpin PCINU Suriah 2023-2025
Selasa, 31 Oktober 2023 | 18:15 WIB
M Iskandar dan Habib El-Rahman, Ketua Tanfidziyah dan Rais Syuriyah PCINU Suriah terpilih. (Foto: istimewa)
Damaskus, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Suriah memilih Habib El-Rahman dan M Iskandar Dzulqornain sebagai pimpinan baru untuk masa khidmah 2023-2025. Habib terpilih sebagai Rais Syuriyah meneruskan H M Ahsin Mahrus, sedangkan Iskandar terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah melanjutkan Habib El-Rahman. Keduanya terpilih pada Konferensi Cabang Istimewa (Konfercabis) VII yang digelar di Ma’had Syekh Muhammad Adnan al-Afyouni, Masyru’ Dummar, Damaskus pada Jum’at (27/10/2023).
Habib terpilih melalui mekanisme musyawarah Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa) yang terdiri dari lima orang, yakni (1) H Amiruddin Thamrin, (2) H Abdul Kholik Zahron, (3) H Solahuddin Muid, (4) H Fauzan bin Soleh, dan (5) H Habib El-Rahman. Sementara Iskandar terpilih berdasarkan kesepakatan dan pemilihan peserta Konfercabis VII.
Dalam sambutannya, Habib menyampaikan bahwa ia mengapresiasi kerja keras pengurus PCINU Suriah masa khidmah 2021-2023, karena berhasil menghidupkan kembali jam’iyah NU yang sempat semi vakum selama 11 tahun –sejak pertengahan tahun 2011-2021. Habib juga mengucapkan banyak terima kasih kepada anggota NU Suriah dan pengurus khususnya karena telah bersama-sama dalam menghidup-hidupi NU di Suriah.
Ia juga meminta kepada segenap Nahdliyin di sana untuk terus berkhidmah dan berjuang untuk NU dimanapun itu berada. “Semoga kita dapat terus berjuang dalam mewujudkan cita-cita Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari,” harap alumnus Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Bilad Syam, Damaskus, Suriah itu.
Sementra itu, Iskandar menyampaikan bahwa NU ini adalah sebuah institusi inklusif yang terbuka untuk semua kalangan. Ia juga mengajak seluruh peserta dan Nahdliyin untuk bahu-membahu berkhidmat kepada NU.
“Dengan ini, saya mengajak, Saudara-saudara sekalian, siapapun itu itu berkiprah dan berkhidmah di Nahdlatul Ulama,” katanya.
Lebih lanjut, Iskandar mengajak serta seluruh Nahdliyin untuk bersama-sama mengembangkan organisasi yang didirikan oleh para ulama Nusantara ini.
“Mari kita kembangkan NU Suriah ini agar dapat menjadi sebuah prototype atau percontohan bagi PCINU-PCINU lain. Dan mari kita terus menjaga marwah organisasi,” katanya.
Menutup sambutannya, ia mengutip satu pesan dari KH Munif Zuhri. “Demi Sebuah perjuangan, aku rela tidak menjadi apa-apa. Barangkali cukup bagiku hanya menjadi sebutir debu yang menempel pada tiang bendera NU yang tak sempat terhapus sampai hari kiamat,” pungkas mahasiswa Fakultas Ushuluddin Universitas Bilad Syam, Damaskus, Suriah itu.
Kegiatan ini dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Arab Suriah H Wajid Fauzi, Pensosbud KBRI Damaskus Fikri Rahmat, dan Dewan Penasehat Presiden dan Ketua Persatuan Ulama Bilad al-Syam Syekh Muhammad Taufiq al-Buthi.
Dalam kesempatan tersebut, Syekh Taufiq menyampaikan agar Nahdliyin yang ada di Suriah dapat memiliki semangat yang lebih tinggi dari Nahdliyin yang ada di Indonesia. “Kalau para pelajar di Indonesia belajar satu jam, kalian para pelajar yang di sini harus belajar empat jam. Kalau pelajar di Indonesia belajar dua jam, kalian di sini harus belajar delapan jam,” katanya.
Syekh Taufiq sangat mengenal betul NU karena sering melawat ke Indonesia dan bertemu tokoh-tokoh NU. Salah satu pertemuan yang membuatnya terkesan, ketika bersama Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar.
“Sudah seharusnya para Nahdliyin menjadi Kiai Miftachul Akhyar yang berikutnya (penerus); baik dari segi keilmuan, tawadu, hingga akhlaknya. Semoga Allah senantiasa memberi taufiq-Nya kepada Nahdlatul Ulama untuk menjadi jam’iyyah “Nahdlah” bagi para Ulama,” harap putra dari ulama syahid, Syekh Ramadhan al-Buthi itu.