Hadiri Festival Terbesar di Tokyo, PCINU Tampilkan Shalawat Berbahasa Jepang
Rabu, 17 November 2021 | 01:30 WIB
Jakarta, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang menampilkan shalawat yang diterjemahkan dalam Bahasa Jepang, di hadapan ribuan orang yang hadir dalam acara Festival Seni Internasional di Tokyo, Ahad (14/11/2021) lalu.
Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) PCINU Jepang, Yuliana Nur Arifin mengungkapkan, PCINU dan Lesbumi Jepang ingin mengenalkan Islam melalui jalur seni dan budaya seperti yang dilakukan Walisongo.
“Pasti sedikit banyak akan menarik perhatian warga Jepang yang turut hadir dalam festival itu,” kata Yuliana dalam keterangan tertulis. Menurut dia, dalam menampilkan shalawan berbahasa Jepang di ajang festival terbesar se-Asia itu memiliki tantangan tersendiri.
“Pada pemenggalan katanya juga sedikit susah, sehingga waktu menerjemah kita ubah sedikit, yang terpenting tidak mengubah maknanya,” imbuh Yuliana saat dikonfirmasi NU Online melalui WhatsApp pada Selasa (16/11/2021).
Senada dengan hal tersebut, Suzuki Masae, warga Jepang yang fasih berbahasa Indonesia itu mengungkapkan, awalnya ia mengusahakan dengan membuat lirik shalawat berbahasa Jepang.
“Tapi, kurang pas kalau menerjemah dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Jepang. Akhirnya, kami membuat lirik berbahasa Jepang yang mudah dimengerti dan sederhana. Namun, mengasyikkan jika didengar orang Jepang,” terangnya.
Penerjemah Bahasa Jepang ini mengaku butuh waktu cukup lama untuk menerjemahkan, membuat lirik yang indah dan pas dengan melodi. Sampai-sampai ia membaca banyak cerita tentang Islam.
“Karena perlu dimaknai dan dipahami kemudian mencari kalimat yang pas untuk konteks shalawat,” tandas Masae San, sapaan akrabnya.
Masae yang hadir hingga selesai dalam acara tersebut mengungkapkan, beberapa warga Jepang yang turut menyaksikan penampilan hadrah itu mengaku kagum dan terkesima menyaksikannya.
“Mereka berkata bahwa shalawat yang dilantunkan dengan Bahasa Jepang itu membuat hati tenang karena dibawakan dengan sangat menjiwai. Terlebih mereka sangat kagum dengan kostum sarung dan batik yang dikenakan tim hadrah saat beraksi,” jelasnya.
Dalam keterangan tertulisnya, Wakil Ketua 1 Tanfidziyah PCINU Jepang, KA Arianto mengatakan, syarat mengikuti festival tersebut adalah menampilkan karya seni yang orisinal.
“Sehingga tim hadrah Nusantara terpacu untuk berkreativitas menerjemahkan shalawat dan mengarang lirik sendiri dalam Bahasa Jepang,” ungkapnya.
Ia menambahkan, hadrah yang ditampilkan itu bermaksud untuk lebih mengenalkan Islam serta NU di ajang internasional.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori