Jakarta, NU Online
Ini mungkin hanya kebetulan saja. Kedua orang ini memiliki nama mirip, yaitu Hakam dan Hakim. Hanya beda A dan I saja. Yang satu kelahiran Malang, yang satunya lagi kelahiran Sukabumi. Nama itu berasal dari akar kata hakama, artinya memimpin, mengadili, memutuskan. Kata itu pula yang merupakan akar “hikmah”, artinya kebijaksanaan.
Dua nama itu sama-sama warga NU. Hakam adalah anggota Gerakan Pemuda Ansor di Malang, Jawa Timur. Sementara Hakim pengurus Lembaga Ta’lif wan-Nasyr NU Depok. Selain itu, keduanya memiliki hobi yang sama, berziarah.
Namun, ziarah mereka tidak hanya terbatas kepada ulama dan wali di Indonesia, tapi di negeri-negeri jauh, di Timur Tengah. Imajinasi untuk berziarah telah terbangun dalam alam pikiran mereka sejak masih di pesantren.
Betul apa yang dikatakan Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto. Menurut dia, seorang santri, meski lahir dan dibesarkan di pesantren desa, tapi alam pikiran mereka bersentuhan dengan pikiran dunia.
Para santri berkenalan dengan pemikiran Imam Syafi’i (kelahiran Gaza dan meninggal di Mesir), Imam Ghazali (meninggal di Thus, Persia), Ibnu Malik Andalusia (Spanyol), Syekh Zainuddin (dari Malibari, India Selatan) dan bertemu juga dengan pemikiran-pemikiran ulama dari Afrika dan Indonesia sendiri.
Ulama-ulama itulah yang mengisi gizi alam pikir para santri sehingga wajar ada cita-cita tertanam di dada mereka untuk menziarahi makam mereka secara langsung. Akan terasa lain berkirim Fatihah dari kejauhan dibanding dengan di hadapan jasad mereka.
Hakam dan Hakim hari ini, Senin (13/11) berada di Timur Tengah menunaikan cita-cita mereka itu. Hakam kini berada di Mesir, sementara Hakim berada di Iraq. Hakam beberapa hari lalu berziarah ke makam Imam Syafi’i sedangkan Hakim beberapa hari lalu berziarah ke makam Abu Hanifah, Sayyidina Ali karamallahu wajhah. Dan keduanya masih akan berziarah ke makam-makam ulama lain.
Hakam berangkat bersama istrinya, Rofingatul Islamiyah sejak sepuluh bulan lalu hingga waktu yang belum ditentukan. Sedangkan Hakim bersama adiknya, Ja’far, berangkat Senin 20 Oktober lalu dan akan kembali ke Tanah Air 17 November ini.
Semoga lancar dan selamat ya Hakam dan Hakim, hingga kembali ke Indonesia. (Abdullah Alawi)