Ikuti Pertukaran Pemuda Muslim di Taiwan, IPNU Kenalkan Batik sebagai Pakaian untuk Ibadah
Sabtu, 31 Agustus 2019 | 16:00 WIB
Wakil Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Achnaf Al-Asbahani di Meseum Nasional Sejarah Taiwan (Foto: Achnaf Al-Asbahani/NU Online)
Dalam kegiatan tersebut, ia dan para peserta lainnya dari berbagai negara di Asia dikenalkan dengan kondisi Islam yang berkembang di negeri yang mencakup Kepulauan Taiwan, Kepulauan Pescadores, Quemoy, dan Kepulauan Matsu itu.
“Di Taiwan para pemuda Muslim dari berbagai negara saling berbagi informasi bagaimana kondisi Islam di negara masing-masing,” katanya kepada NU Online pada Jumat (31/8).
Achnaf menjelaskan bahwa meskipun minoritas, masyarakat Muslim mendapatkan tempat yang setara karena toleransi menjadi sikap masyarakat di sana. “Minoritas banget, tapi toleransi warga nya luar biasa,” katanya.
Ia menceritakan bahwa selama di negara tersebut, ada ruang khusus yang disediakan untuk melaksanakan shalat. “Kalau kita mau shalat, mereka kosongkan satu ruangan untuk tempat kita shalat,” ucapnya.
Pun saat makan. Ia mendapatkan perlakuan khusus dengan disiapkan alat-alat makan tersendiri. “Sarapan di hotel, kita (Muslim) selalu disiapkan piring dan alat-alat makan khusus untuk ambil makanan-makanan halal,” katanya.
Tidak hanya itu, para peserta juga berbagi kondisi perkembangan Islam di negerinya masing-masing. Achnaf tentu saja berkisah tentang keislaman Indonesia yang ramah nan sejuk. “Saya menyampaikan sejuknya Islam di Indonesia yang budaya lokal pun bisa diimplementasikan dalam beribadah,” jelasnya.
Ia mencontohkan batik sebagai salah satu budaya Indonesia. Pakaian yang khas Indonesia dengan memiliki motif unik dari masing-masing daerahnya itu sudah biasa digunakan oleh masyarakat Muslim di Indonesia untuk beribadah.
“Batik adalah budaya Indonesia, sedangkan Muslim Indonesia tak jarang menggunakan batik untuk shalat dan ibadah lainnya,” ceritanya.
Tentunya bagi muslim di luar Indonesia, hal itu sangat menarik mengingat tidak didapati di negara selain Indonesia. Dengan begitu, katanya, mereka tertarik berkunjung ke Indonesia untuk menyaksikan langsung bagaimana muslim di Indonesia.
Selain dikenalkan tentang keislaman di sana dan berbagai negara di Asia, ia dan peserta lainnya juga diajak mengunjungi istana presiden, masjid, dan kampus. Ia juga belajar beberapa teknologi yang digunakan oleh negara Taiwan dalam berbagai bidang, seperti pertanian, perkebunan, green house.