Internasional

Ingin Shalat Jum’at di Makkah? Siapkan Diri Mulai Jam 9

Sabtu, 13 September 2014 | 10:54 WIB

Makkah, NU Online
Jamaah haji yang ingin shalat Jumat di Masjidil Haram, terutama jika ingin di dekat Kabah, pada musim haji perlu perjuangan dan mempersiapkan diri lebih lama karena jika tidak maka akan dapat tempat yang jauh, yakni di pelataran bahkan di jalan.
<>
Sebagai contoh, pada Shalat Jumat hari ini (12/9) jamaah dari berbagai bangsa, laki-laki dan wanita, sudah sangat ramai berdatangan dari segala penjuru sejak pukul 10.00 bahkan 09.00 waktu setempat padahal azan baru dikumandangkan pukul 12.17 WAS.

Selain ingin mendapatkan tempat lebih dekat dengan Kabah dan strategis, jamaah datang lebih awal untuk melakukan tawaf sunah, shalat sunnah, zikir memanjatkan doa dan kegiatan lainnya untuk lebih mendekatan diri dengan Allah SWT.

Begitu banyaknya jamaah yang akan melakukan shalat maka jalan menuju Masjidil Haram ditutup pada jam tertentu agar memberikan kesempatan kepada jamaah yang berjalan kaki dan mencegah terjadinya kemacetan, kata Syaiful, seorang mukimin atau warga Indonesia yang sudah lama tinggal di Makkah.

Ketika sampai di dalam Masjidil Haram sekitar pukul 10.30, jamaah sudah ramai dan banyak yang sudah mengambil tempat duduk terutama di tempat-tempat yang teduh. Sementara itu di sekeliling Kabah jamaah sedang melakukan tawaf (mengeliling Kabah tujuh kali) baik untuk melakukan umroh atau melakukan tawaf sunnah.

Yang perlu diperhatikan, jika jamaah mendapat tempat teduh di dekat Kabah, maka belum akan selamanya teduh karena menjelang tengah hari maka matahari makin bergeser sehingga bisa tepat di atas kepala. 

Perjuangan lain yang perlu diperhatikan adalah agar jamaah tidak batal wudhu mengingat lamanya waktu menunggu datangnya shalat Jumat. Jika batal wudhu maka tempat mengambil air wudhu cukup jauh yakni di pelataran Masjidil Haram.

Persoalannya, setelah wudhu mungkin saja jamaah tidak bisa lagi memasuki lantai bawah Masjidil Haram karena jika sudah penuh maka petugas dan Askar (tentara Arab Saudi) akan melarang jamaah untuk masuk dan mengarahkan ke lantai dua, dan tiga.

Pada hari-hari biasapun bukan tidak mungkin jamaah melaksanakan shalat di pelataran atau di jalan jika berangkat sebelum saat azan terdengar.

Demikian pula ketiga selesai Shalat Jumat maka antrian untuk keluar Masjidil Haram sangat padat. Namun demikian tidak ada keluh kesah jamaah. (antara/mukafi niam)


Terkait